JAKARTA – Thorcon International Pte,Ltd., produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) asal Amerika Serikat, sudah melakukan pembicaraan dengan PT Timah Tbk (TINS) untuk pengadaan bahan baku thorium. Hal itu untuk mendukung rencana Thorcon membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT). PLTT pertama Thorcon ditargetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.

Bob S Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon, mengatakan pembicaraan dengan Timah termasuk pengadaan fuel salt bagi PLTT sudah dilakukan sejak 2016. “Saat itu pemerintah masih belum jelas, maka diskusi tersebut berhenti. Namun sejak akhir 2019 mulai berlanjut lagi dan PT Timah mulai menginisiasi kembali diskusi peluang kerja sama,” kata Bob kepada Dunia Energi, Senin (10/2).

Thorcon International merupakan IPP yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT berkapasitas 500 megawatt (MW) di Indonesia.

Bob mengatakan Thorcon tetap memegang prinsip yang sama yaitu berharap bahan bakar PLTT dapat dipasok dari dalam negeri. “Kami yakin dapat dilaksanakan, hanya saja yang sampai saat ini yang menjadi hambatan adalah BATAN. Mereka masih belum mau diajak kerja sama karena alasan yang tidak jelas,” ungkapnya.

Menurut Bob, setiap tahun dibutuhkan thorium sebanyak 170 ton untuk bahan bakar PLTT berkapasitas 500 MW. PLTT akan dibangun menggunakan model desain struktur kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter. Desain kapal yang setara dengan tanker kelas Panamax itu rencananya akan dibangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor dua terbesar di dunia.

“Bandingkan kalau dengan batu bara, akan butuh tiga juta ton per tahun. Bahan bakar PLTT bukan hanya thorium, tapi ada 15% uranium. Total sekitar 200-an ton. 15% uranium plus 85% thorium,” tandas Bob.(RA)