JAKARTA – Produksi listrik PT Geo Dipa Energi (Persero) sepanjang kuartal I 2019 masih belum optimal. Satu dari dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terlambat melakukan pengerjaan ulang sumur produksi (workover).

Riki Firmandha Ibrahim, Direktur Utama Geo Dipa, mengatakan tahun ini Geo Dipa menargetkan kinerja operasional lebih baik dari tahun lalu. Namun tantangan yang dihadapi di awal tahun adalah keterlambatan sekitar dua bulan pengerjaan ulang sumur dari jadwal yang sudah disusun manajemen. Total ada tujuh workover yang seharusnya dilakukan sepanjang tahun ini.

“Kita terlambat beberapa workover. Berawal rignya. Tender waktu itu rig 750 terbatas dan itu di luar Jawa. Jadi sekitar dua bulan kami missed,” kata Riki di kantor Geo Dipa, Jakarta, Rabu malam (22/5).

Ketujuh workover tersebut dilakukan di PLTP Dieng sebanyak lima kegiatan dan PLTP Patuha dua kegiatan workover. Keterlambatan workover terjadi di PLTP Dieng.

Realisasi produksi listrik Geo Dipa mencapai sekitar 160 GigaWatt hours (GWh) atau baru 88,8% dari target sebesar 180 GWh. “Dieng itu kemarin tuh minus 17 GWh. Realisasi 160an GWh lah,” ujar Riki.

Produksi listrik dari dua pembangkit berkapasitas masing-masing 60 Megawatt (MW) yakni PLTP Dieng dan Patuha akan digenjot pada kuartal II dan III sebelum nanti akan kembali memasuki tahap perawatan mesin pada September 2019.  Pasalnya apabila kinerja produksi listrik tidak optimal akan berdampak langsung juga kepada pendapatan perusahaan.

Pada tahun ini Geo Dipa menargetkan produksi listrik mencapai 769 GWh atau naik dari realisasi produksi sepanjang tahun 2018 yakni 744 GWh.

Pada tahun ini, Geo Dipa mematok anggaran investasi sebesar Rp 857 miliar, dana itu akan digunakan untuk berbagai kegiatan perawatan sumur-sumur produksi, termasuk retrofit guna meningkatkan kehandalan fasilitas produksi di PLTP Dieng.

Geo Dipa sendiri merupakan satu dari dua perusahaan negara yang mengembangkan energi panas bumi. Perusahaan lainnya adala Pertamina Geothermal Energy (PGE) anak usaha Pertamina. Saat ini memang baru dua wilayah kerja panas bumi (WKP) produksi yang dikelola oleh Geo Dipa yaitu Dieng dan Patuha.

Adapun beberapa WKP lainnya yang digarap dan masih dalam proses eksplorasi diantaranya WKP Candradimuka, Banjarnegara dengan kapasitas cadangan 90 Megawatt (MW). Kemudian Arjuno Welirang, yang meliputi wilayah Kabupaten Mojokerto, Pasuruan Malang dan Kota Batu dengan kapasitas cadangan 120 MW dengan status tahap eksplorasi. Serta WKP Candi Umbul Telomoyo, yang meliputi Kabupaten Semarang, Magelang, Boyolali, Tumenggung dan Kota Salatiga dengan kapasitas cadangan 55 MW.(RI)