JAKARTA – Exxonmobil telah mengajukan izin pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mini. SPBU tidak dibangun di daerah gemuk atau padat penduduk melainkan di luar wilayah kota besar.

“Exxon mau bangun SPBU mini di Purwakarta. Mini itu maksudnya untuk sepeda motor, dua nozzle,” kata Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Senin (3/9).

Djoko mengaku cukup terkejut saat mengetahui rencana Exxon untuk memulai bisnis BBM di Purwakarta, Jawa Barat dengan strategi SPBU mini. Namun, lanjut dia, setiap perusahaan pasti memiliki strategi dan telah mempertimbangkan keekonomian dari langkah yang diambil.

“Kenapa tidak di Jakarta saya tanya, kan banyak motor. Dia bilang mau mulai di Purwakarta saja. Ya strategi bisnis mereka mungkin,” ungkap Djoko.

Meski tidak membeberkan berapa harga BBM yang akan dijual per liter, Exxon dipastikan akan menjual jenis BBM bukan jenis BBM khusus penugasan atau premium maupun jenis BBM tertentu atau solar. SPBU mini Exxon nantinya akan menyediakan bahan bakar dengan research octane number (RON) 92.

Djoko mengatakan Exxon menyiapkan modal investasi tidak terlalu besar. Untuk satu unit SPBU mini hanya diperlukan modal sekitar Rp40 juta.

M Fanshurullah Asa, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), menyambut positif rencana Exxon menyisir daerah pinggiran dalam pendistribusian BBM. Ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperbanyak subpenyalur BBM.

“Semacam subpenyalur, untuk nonsubsidi. Kami terbuka, boleh. Sekarang kan sudah boleh, tidak perlu izin penyalur. Kalau dulu kan mesti kan, sekarang mau siapapun boleh, mau Pertamina, AKR, Shell, maupun Exxon. Malah akan mendukung distribusi BBM,” tandas Fanshurullah.(RI)