JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akan menerbitkan 8.685.302.932 saham baru (seri B)
di harga Rp84 per saham, Harga sebelumnya Rp50 per saham. Seluruh saham baru tersebut akan diserap oleh salah satu kreditur dari Bumi Minerals, yaitu Wexler Capital Pte. Ltd. (Wexler) melalui skema konversi utang menjadi saham dalam rangka pelunasan pinjaman sebesar US$52 juta (sekitar Rp729 miliar) kepada Wexler.

Herwin Hidayat, Director dan Investor Relations Bumi Minerals, mengatakan setelah penyelesaian transaksi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan konversi utang menjadi saham tersebut, diharapkan Bumi Minerals dapat memperoleh beberapa manfaat antara lain neraca perseroan akan menunjukan penurunan utang dan peningkatan ekuitas. Hal ini akan berdampak terhadap perbaikan rasio utang terhadap ekuitas dari sebelumnya 0,2 kali menjadi 0,1 kali setelah transaksi.

“Manfaat lainnya, penurunan utang sebesar US$52 juta akan memperbaiki likuiditas perusahaan, dan memberikan kesempatan untuk mengoptimalkan struktur permodalannya untuk mendanai usahanya di masa mendatang,” kata Herwin, Senin (22/6).

Setelah penyelesaian transaksi, kepemilikan para pemegang saham minoritas di Bumi Minerals yakni saham masyarakat dengan kepemilikan masing-masing dibawah 5%, hanya akan terdilusi sekitar 1,5%. Bumi Minerals berencana untuk meminta persetujuan dari para pemegang sahamnya atas transaksi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 24 Juni 2020.

Herwin menjelaskan, pengajuan harga penerbitan saham yang lebih tinggi di level Rp84 dalam rencana perusahaan untuk melakukan transaksi Private Placement disebabkan pertama, peningkatan harga penerbitan saham tersebut akan memberikan nilai tambah bagi kepentingan para pemegang saham. Kedua, setelah diselesaikannya transaksi Private Placement dan konversi hutang menjadi saham ini, BRMS akan memiliki likuiditas dan rasio hutang terhadap ekuitas yang semakin membaik, dari sebelumnya 0,2 kali menjadi 0,1 kali. Ketiga, dengan pengajuan kenaikan harga penerbitan saham dan jumlah penerbitan saham yang baru yang lebih kecil, maka kepemilikan pemegang saham minoritas di BRMS hanya akan terdilusi sebesar 1,5%.

“Kami percaya bahwa proyek-proyek tambang emas, tembaga dan seng
yang kami operasikan di Sulawesi dan Sumatera memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari harga saham saat ini,” tandas Herwin.(RA)