JAKARTA – Kegiatan pertambangan memang tidak bisa dipungkiri kerap kali meninggalkan lahan dengan kondisi banyak lubang galian. Untuk itu reklamasi pasca tambang menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. Dan sebagai upaya untuk mengembalikan lahan agar bisa dimanfaatkan dan produktif kembali, salah satunya untuk wisata.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan reklamasi adalah hal utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Indonesia. Nantinya lahan bekas tambang tersebut wajib memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar area bekas lahan tambang.

“Reklamasi pasca tambang yang baik menjadi indikator bahwa perusahaan peduli dengan keberlangsungan lingkungan, baik bagi lahan itu sendiri maupun membangun masyarakat sekitar. Untuk tempat wisata alam dan edukasi misalnya, jika dikelola dengan baik, bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitarnya,” kata Agung, Senin (16/11).

Salah satu bekas lahan tambang yang bisa dikelola dengan baik dan menjadi telaga cantik bisa dilihat di Telaga Batu Arang (TBA), Sangatta, Kalimantan Timur, reklamasi pasca tambang milik PT Kaltim Prima Coal (KPC). Dengan konsep eco tourism, kawasan seluas 270 hektare dengan telaga seluas 12,43 hektare ini telah direklamasi sejak 2001. Kini menjadi wisata edukasi, kebun botani dan hewani.

Agung menuturkan berdasarkan informasi yang disampaikan KPC disebutkan bahwa telaga di TBA yang sebelumnya kolam pengendapan telah berubah menjadi objek wisata utama, dan keanekaragaman hayati melalui rehabilitasi lahan juga telah mengundang berbagai hewan endemic.

“Air dari telaga dikategorikan kelas A yakni air baku air minum oleh BPPT dan dapat menjadi sumber air PDAM,” kata Agung.

Selain telaga, beberapa area yang bisa dikunjungi saat ini yakni, Bukit Pandang menyajikan pemandangan ke berbagai arah mencakup Taman Nasional Kutai (TNK), Sungai Sangatta, Tambang KPC dan keindahan danau secara menyeluruh.

Hingga saat ini, Telaga Batu Arang masih dalam proses penyiapan infrastruktur dan ujicoba berbagai obyek wisata yang ada, sehingga baru dipakai untuk acara perusahaan dan kalangan terbatas. “Diharapkan saat lokasi reklamasi pasca tambang ini sudah siap untuk objek wisata, akan menggerakan ekonomi masyarakat sekitar tambang,” ungkap Agung.(RI)