JAKARTA – Pemerintah akan melelang Blok Tarakan untuk menentukan pengelola baru pasca berakhirnya kontrak PT Medco E&P Indonesia pada 2022. Lelang dilakukan karena nilai signature bonus yang diajukan Medco dinilai terlalu rendah.

“Tarakan rencana dilelang, kecil propose-nya. Signature bonus kalau tidak salah (kecil),” ujar Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Senin (3/9).

Blok Tarakan merupakan satu dari empat blok migas yang habis kontrak (terminasi) pada 2022.  Selain Tarakan, tiga blok lainnya adalah Blok Sengkang, CPO dan Tungkal.

PT Pertamina (Persero) juga tidak terlalu berminat dengan Tarakan karena produksinya tidak besar. Rata-rata produksi minyak Blok Tarakan sebesar 1.637 barrel per hari (bph). Selain memiliki opsi lelang, pemerintah juga mengkaji agar Blok Tarakan bisa diunitisasi dengan Lapangan Tarakan yang saat ini dikelola Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina EP.

“Nanti bisa enggak unitisasi sama Pertamina. Dibawahnya kan ada Pertamina EP. Jadi Tarakan itu, Medco di kedalaman atasnya, Pertamina EP di dalamnya, kalau unitisasi aman,” tandas Djoko.(RI)