Emas batangan produksi ANTM.

JAKARTA – Meski secara umum saham berbasis pertambangan dan energi pekan ini sedang melemah, namun investor masih bisa menaruh harapan pada PT Aneka Tambang Tbk. Produk emas emiten berkode ANTM ini harganya terus meroket, nyaris tak terpengaruh oleh penguatan Dolar Amerika.

Dunia Energi mencatat, harga emas batangan ANTM yang diproduksi dan dipasarkan anak perusahaannya, PT Logam Mulia, hari ini kembali mengalami penguatan.

Harga emas ANTM per Kamis, 31 Januari 2013 tercatat Rp 583.200, naik Rp 2.000 per gram dari posisi sehari sebelumnya Rp 581.200 per gram. Harga produk lindung nilai ini mengalami penguatan sejak awal pekan yang dibuka pada posisi Rp 579.200.

Kenaikan nilai Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah, juga nyaris tak berpengaruh terhadap harga emas batangan ANTM. Sempat turun sebentar di pertengahan Januari 2013, namun menguat kembali di pengujung bulan. Hanya harga emas di pasar global yang tergerus kenaikan Dolar.

Bagi investor yang “fanatik” pada saham-saham pertambangan, kinclongnya harga emas ANTM ini merupakan angin segar. Mengingat saham-saham berbasis pertambangan dan energi lainnya, sedang dalam kondisi lesu, utamanya saham emiten batubara yang belum tampak cerah.

Seperti yang direkomendasikan analis Trimegah Securities, Donny Kristanto Setiadi, meski sempat melemah ke posisi 1380 pada perdagangan Rabu, 30 Januari 2013, namun stochastic ANTM mengindikasikan penguatan.

“Untuk sementara saya masih akan merekomendasikan buy  di saham ini (ANTM, red). Support sementara di 1310-1320, untuk aggressive buy bisa gunakan level 1350-1370. Target sementara di 1440-1450,” tutur Donny lagi.

Pada perdagangan Kamis, 31 Januari 2013, saham ANTM dibuka pada level 1390, sama dengan harga penutupannya di hari sebelumnya. Naiknya harga emas membuat saham emiten ini cukup menarik, mengingat emas menjadi penopang kinerja keuangan ANTM di 2012, saat harga nikel belum membaik.

Berkilaunya harga emas, juga mengubur sentimen negatif pasca pemberitaan seputar ditundanya penerbitan saham baru emiten-emiten BUMN. Seperti dituturkan Corporate Secretary ANTM, Tedy Badrujaman, penerbitan saham baru ditunda menunggu membaiknya harga saham secara umum.

“Di antara tiga BUMN yang sudah privatisasi, kabarnya memang baru ANTM yang mendapat izin melakukan right issue (menerbitkan saham baru, red). Namun pemerintah minta langkah itu ditunda sementara, karena kondisi saham sedang turun,” ungkap Tedy di Jakarta, Senin, 28 Januari 2013.

Menurut Tedy, penundaan itu lebih pada upaya mendapatkan nilai yang optimal dari penerbitan saham baru. Bila saham pertambangan membaik, tidak menutup kemungkinan right issue bisa segera dilakukan tahun ini. Namun bila tidak, aksi korporasi ini bisa saja diundur hingga tahun depan.

ANTM sendiri, kata Tedy, berharap nilai saham yang dilepas dalam right issue bisa sampai 14%.  Dana dari right issue akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik baru di Kalimantan Timur, dan melanjutkan proyek smelter. “Jika right issue ditunda, ya kita cari alternatif pendanaan lain,” tukasnya.

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)