JAKARTA – Penerimaan negara dari sektor Mineral Dan Batu bara sepanjang tahun 2021 jauh lampuai target. Berdasarkan data Ditjen Mineral dan Batu bara (Minerba), tahun lalu realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tembus Rp75,15 triliun atau 192% dari target yang dipatok diawal tahun yakni Rp39,1 triliun.

Salah satu penopang tingginya realisasi PNBP tentu tidak terlepas dari kondisi global yang mengkerek harga hampir semua komoditas tambang terutama batu bara yang tembus mencapai US$200an per ton.

“Tahun 2021 alhamdulillah, realisasi PNBP minerba sebesar Rp75,16 triliun atau 192,2% dari target yang semula Rp39,1 triliun,” kata Ridwan Djamaluddin, Dirjen Minerba, Kamis sore (20/1).

Untuk tahun 2022, target penerimaan PNBP minerba diturunkan menjadi Rp42,36 triliun, jauh dibandingkan penerimaan tahun 2021, hal ini karena rencana tahun 2022 ini dibuat berdasarkan asumsi produksi batubara sebesar 550 juta ton dengan nilai Harga Batubara Acuan (HBA) US$67,3.

“HBA itu dinamis sifatnya, kita juga memperkirakan HBAnya akan lebih dari US$67,3 sehingga mudah-mudahan nanti realisasi tahun 2022 juga cukup tinggi dan juga dari volume produksi kami memperkirakan akan jatuh di 550 juta ton di mana diwujudkan dari RKAB yang sudah kita keluarkan selama ini,” jelas Ridwan.

Sementara untuk investasi subsektor minerba sepanjang tahun lalu realisasinya US$4,52 miliar atau 105% dari yang sudah ditargetkan yakni US$4,3 miliar.

“Tahun 2021 realisasi investasi Subsektor Minerba US$4,52 miliar atau 105% dari rencana semula US$4,306 miliar jadi ada peningkatan, kemudian untuk tahun 2022 rencana investasi di minerba adalah sebesar U$D5,01 miliar. Kami menyadari kondisi pandemi covid yang masih berlangsung tapi kami tetap optimis tahun 2022 akan terjadi peningkatan investasi di minerba,” ujar Ridwan.