JAKARTA – Pemilihan Provinsi Bangka Belitung sebagai lokasi prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang akan dibangun Thorcon International Pte.Ltd., dinilai akan mentransformasi ekonomi daerah yang selama ini berfokus kepada timah.

Erzaldi Rosman, Gubernur Provinsi Bangka Belitung, mengatakan Bangka Belitung memiliki banyak sumber daya thorium dalam bentuk monasit sebagai tailing dari proses peleburan timah. Nantinya, Thorcon International akan menggunakan thorium sebagai bahan bakar PLTT.

“Akan ada transformasi ekonomi berbasis teknologi, dan niscaya Bangka Belitung akan menjadi provinsi nuklir pertama di Indonesia,” kata Erzaldi dalam diskusi virtual baru-baru ini.

Satya Widya Yudha, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), mengatakan dukungannya terhadap pengembangan PLTT Thorcon karena akan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang kian meningkat.

“Kebutuhan listrik akan naik, harus dipenuhi dengan energi yang bersih. Saya memandang thorium dan juga uranium sebagai salah satu energi yang bersih,” kata dia.

David Devanney, CEO Thorcon International, berkomitmen untuk melibatkan berbagai ahli asal Indonesia, dan akan menjadi embrio industri nuklir nasional yang akan menyerap ribuan tenaga kerja. Thorcon telah melibatkan PT PAL Indonesia (Persero) yang akan membangun reaktor dan komponen lainnya dari PLTT secara bertahap, serta melibatkan ITB yang dimulai dengan membangun laboraturium Molten Salt Fuel pertama di dunia untuk memproduksi bahan bakar PLTT.

“Kami yakin PLTT Thorcon dapat beroperasi di Indonesia sebelum tahun 2030,” kata dia.

Thorcon International merupakan Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT berkapasitas 500 MW di Indonesia.
PLTT pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.

PLTT akan dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor dua terbesar di dunia.

Bob S Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon International, mengatakan dengan tahapan-tahapan yang terstruktur dan sistematis serta proposal yang memenuhi harapan dari pemerintah, maka Thorcon berpotensi menjadi PLTN pertama di Indonesia yang dapat menempatkan Indonesia sekelas dengan negara-negara nuclear power lainnya seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, China dan Rusia.

“Akan menjadikan Indonesia sebagai centre of excellence PLTN Generasi Maju,” kata Bob.(RA)