JAKARTA – PT Pertamina (Persero) merubah skema atau mekanisme pembelian minyak mentah dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Hal ini dilakukan sebagai strategi melimpahnya stok minyak mentah ataupun BBM akibat penurunan konsumsi BBM yang sangat signifikan semenjak pandemi Covid-19 merebak pada Februari 2020.

Mulyono, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, mengatakan salah satu mekanisme yang dijalankan Pertamina adalah dengan mengurangi frekuensi pengangkutan minyak yang dibeli dari KKKS.

“Harusnya tiap bulan minyak KKKS diambil, tapi sekarang diambil tiga bulan sekali. Jadi storage Pertamina bisa digunakan untuk menimbun crude dan gasoline,” kata Mulyono, Senin (28/9).

Mulyono mengatakan konsumsi BBM Pertamina sejak Januari hingga April terus menunjukkan tren negatif dan terparah terjadi pada April 2020. Konsumsi baru bisa merangkak naik memasuki bulan Mei. “Mei, Juni, Juli sudah mulai recover, mudah-mudahan Agustus sudah mulai bagus. Mudah-mudahan September-Oktober enggak terjadi PSBB (di semua daerah) lagi,” kata dia.

Mulyono mengatakan jika dulu Pertamina selalu dikejar untuk mengamankan stok BBM secara nasional, sekarang justu Pertamina mencari cara bagaimana agar stok BBM di depot dikeluarkan.

Stok premium pada April tercatat menyentuh 38 hari, padahal normal hanya 20 hari. Kondisi stok solar juga pernah mencapai 31 hari, padahal normal hanya 15 hari. Avtur juga stoknya sempat mencapai 564 hari pada Mei karena kebutuhan turun sampai 90%. Untuk BBM jenis lainnya stok juga sempat meningkat, seperti Perta series yang sempat mencapai 47 hari, padahal normalnya hanya 8-10 hari.

“Dulu kami dikejar-kejar supaya depot enggak kosong, sekarang terbalik, bagaimana supaya tangki enggak penuh,” kata Mulyono.(RI)