JAKARTA – Operasional dan produksi minyak dari Blok A yang dikelola oleh PT Medco E&P Indonesia ternyata turut terdampak dari bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatra termasuk Aceh. Beberapa fasilitas penunjang produksi yakni pipa distribusi minyak untuk lifting alami kerusakan sehingga minyak dari blok A sempat tidak bisa dilifting.

“Aliran gas minyak dan kondensat diberhentikan karena pipa di Blok A Aceh pecah bocor sumur sumur ditutup karena terendam banjir, akibat bencana longsor / banjir tersebut,” kata Djoko Siswanto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) kepada Dunia Energi, Rabu (24/12).

Adapun pipa yang alami kerusakan saat ini dalam perbaikan dipotong dan disambung dengan pipa baru, sementara minyak kondensat tidak dapat dialirkan lewat pipa tersebut. Lifting yang terhambat tentu akan langsung berdampak juga terhadap realisasi lifting minyak secara nasional. Untuk itu dilakukan langkah strategis untuk memastikan lifting tetap bisa dilakukan.

SKK Migas dan para bersama para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berkoordinasi dengan Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk memastikan lifting tetap bisa berjalan. Langkah yang ditempuh adalah lifting tidak dengan pipa untuk sementara tapi dengan moda trucking.

Setelah dilakukan koordinasi serta kajian mendalam dari sisi teknis akhirnya dicapai keputusan bahwa minyak dari Blok A bisa diblending dengan minyak dari Pangkalan Susu Field untuk selanjutnya dikirim ke KPI.”KPI confirm dan siap menerima blended crude dari Medco Block-A dan PEP Pangkalan Susu,” ujar Djoko.

Langkah tersebut menurut Djoko cukup krusial karena total ada sekitar 1.000 barel kondensat dengan sembilan truck yang sudah dilifting dan siap diolah di kilang Pertamina.

“Alhamdulilah berhasil diangkut (kondensat) menggunakan truck, kami semua kerja cepat siang malam, untuk kejar produksi dan lifting,” kata Djoko.