JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyatakan penggunaan data untuk peningkatan produksi migas nasional akan makin digenjot. Untuk itu kerja sama dengan para ahli pengolahan data kelas dunia mulai dijajaki.

Jaffee Arizona Suardin, Deputi Perencanaan SKK Migas, mengungkapkan wilayah Indonesia sangat luas. Untuk itu diperlukan pencarian cadangan dengan cara-cara yang tidak biasa. Pengolahan data kini menjadi salah satu cara yang ditempuh banyak perusahaan migas.

Menurut Jaffee, ada dua konsep kerja sama yang dijajaki dengan para pengolah data seismik internasional.

Sesuai dengan arahan Menteri ESDM, SKK Migas akan memanfaatkan teknologi dalam pengolahan data seismik.

“Pak menteri ingin sekali bahwa kalau datanya besar selain gunakan teknologi di indonesia tapi juga digunakan kelas dunia tergantung tingkat kesulitannya dan besarnya modalnya perusahaan data seismik mereka mau mengolah data mereka minta 100.000 M2 dengan perusahaan kelas dunia itu,” kata Jaffee dalam sesi diskusi virtual, Rabu (12/8).

Kementerian ESDM mendorong kerja sama dengan para perusahaan pengolah data internasional untuk mengikuti jejak beberapa temuan yang memanfaatkan data.

Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengungkapkan beberapa negara telah menerapkan kerja sama bersama geosains kelas dunia. Misalnya, seperti Mesir yang pada awalnya hanya memiliki cadangan yang sedikit, namun dengan aktivitas eksplorasi yang baik, negara tersebut dapat menemukan cadangan besar.

“Norwegia juga, Meksiko juga. Mereka caranya adalah kerja sama pengelolaan data dengan lembaga geoscience dunia. Ini yang sedang kami lakukan,” kata Ego.

Jaffee mengatakan langkah untuk menggandeng perusahaan luar negeri ini bukan berarti pemerintah tidak percaya dengan kemampuan pengolahan data dalam negeri. Dia menuturkan untuk urusan eksplorasi migas memang ada spesifik kemampuan yang masih membutuhkan kemampuan pihak luar.

“Misalnya dengan software kelas dunia. Kami sedang bagi-bagi ada integrated data exploration (iDX) dan lain ada yang kami kerja samakan dengan perusahaan kelas dunia tanpa bermaksud bilang indonesia belum mampu jadi ada yang dengan temen-teman indonesia ada yang dengan luar negeri. Tapi dari sisi seismik tidak mudah,” ungkap Jaffee.

SKK Migas sudah mulai mengarah ke kegiatan eksplorasi secara digital ini ditunjukkan dengan adanya integrasi data eksplorasi yang kini dijalankan. Pertama adalah dengan memanfaatkan data operasi kinerja KKKS. Kemudian meningkatkan pemanfaatan Geographic Information System (GIS) MAP. Data sumber daya, Long Term Planning, KKP Monitoring, pemanfaatan Artificial Intellegence (AI), integrasi dengan fungsi lainnya serta adaya dashboard khusus untuk pengawasan kegiatan.(RI)