Blok Cepu diproyeksikan menjadi kontributor terbesar produksi minyak nasional tahun ini melampaui produksi Blok Rokan.

JAKARTA – Setelah resmi membeli minyak bagian PT Chevron Pacific Indonesia dari Blok Rokan, kini PT Pertamina (Persero) membidik minyak bagian ExxonMobil dari di Blok Cepu. ExxonMobil melalui ExxonMobil Cepu Limited menguasai 45% hak partisipasi di Blok Cepu dan sekaligus bertindak sebagai operator.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan telah mendapatkan laporan dari pihak ExxonMobil bahwa pertemuan intensif untuk membahas harga jual minyak Blok Cepu telah dimulai.

“Saya baru saja diinfokan oleh Direktur Mobil Cepu. Katanya mereka memiliki janji meeting dengan Pertamina untuk melanjutkan diskusi our business to business tentang crude. Dan berharap agar bisa mendapatkan mutually satisfaction outcomes,” kata Djoko di Jakarta, Rabu (16/1).

Menurut Djoko, sekitar 30 ribu barel per hari (bph) minyak Blok Cepu yang bisa dibeli Pertamina apabila kesepakatan berlangsung lancar. Pertamina melalui PT Pertamina EP Cepu juga memiliki bagian produksi dari Blok Cepu karena memiliki hak partisipasi 55% di blok yang menjadi dua besar kontributor minyak terbesar nasional. Produksi Blok Cepu di Lapangan Banyu Urip tercatat lebih dari 200 ribu barel per hari (bph).

Pertamina sebelumnya telah sepakat melakukan pembelian minyak bagian Chevron Pacific dari Blok Rokan sebanyak 2,5 juta barel per bulan. Pertamina juga telah melakukan kesepakatan dengan KKKS lainnya seperti, RH Petrogas Limited, PT SPR Langgak, PetroChina International Jabung Ltd, PT Bumi Siak Pusako, SAKA Pangkah Indonesia Ltd, PT Energi Mega Persada Tonga, Petronas Carigali Ketapang I Ltd, Husky CNOOC Madura Ltd dan PT Energi Mega Persada Tbk.

Seluruh upaya ini dapat mengurangi impor minyak mentah dan kondensat sekitar 115 ribu bph dan diharapkan dapat mengurangi pembelian impor menjadi 250 ribu bph.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengakui minyak Blok Cepu menjadi salah satu incaran Pertamina. Namun kontraktor telah memiliki kontrak lain dalam jual beli minyak sehingga itu harus dihormati.

“Chevron pun kami harapkan bisa tambah. Jadi ketika kontrak dengan pihak ketiga sudah selesai, kami sangat berharap bisa dijual ke Pertamina,” tandas Nicke.(RI)