JAKARTA – Realisasi serapan LNG dari dua kilang LNG utama yakni kilang Bontang Kalimantan Timur dan Tangguh di Papua hingga September 2020  mencapai 155,5 kargo. Kilang Bontang memasok sebanyak 63,4 kargo dan Tangguh sebanyak 92,1 kargo.

Arif Setiawan, Handoko Deputi Monetisasi dan Keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan hingga akhir tahun ini produksi LNG bisa mencapai 205,7 kargo.

“Memperhitungkan kontrak yang masih ada proyeksi 2020 205,7 dengan rincian Bontang 84,6 kargo dan Tangguh 121,1,” kata Arif dalam sesi konferensi pers virtual, Jumat (24/10).

Tahun ini SKK Migas akan menuntaskan kontrak Western Buyer Extension (WBX). Sebanyak 30 kargo dipastikan akan dipasok ke WBX hingga akhir tahun ini. “Dari WBX 30 kargo 2020 bisa kami penuhi,” tukas Arif

Menurut Arif, SKK Migas juga sedang memasarkan 14 kargo LNG yang belum diserap oleh PT PLN (Persero). Saat ini terjadi dispute antara PLN dan BP terkait dengan adanya 14 kargo LNG yang belum juga diserap PLN.

Dispute terjadi lantaran dari PLN menganggap 14 kargo tidak wajib untuk diserap sekarang ini karena Tangguh Train 3 yang sedang dibangun BP belum selesai. Jadi menurut PLN 14 kargo tersebut berasal dari Tangguh Train 3. Sementara BP menganggap kewajiban kargo yang harusnya diserap PLN tidak perlu menunggu penyelesaian Tangguh Train 3.

“14 kargo 2020 itu bukan drop, hanya ada perbedaan persepsi terkait Tangguh Train 3. Menurut PLN dia harus ambil tambahan 14 kargo kalau train 3 sudah jadi, tapi sekarang belum jadi. Tapi menurut BP, enggak ada kaitannya dengan penyelesaian Tangguh Train 3,” ungkap Arif.

SKK Migas tidak mau terjebak dalam perdebatan dua pihak sehingga sekarang ke-14 kargo LNG sedang coba untuk dicarikan pembelinya. “Masih dispute, kami coba pasarkan 14 kargo tadi akibat perbedaan PLN dan BP Tangguh,” kata Arif.(RI)