JAKARTA – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Regional Jawa & Bagian Timur Indonesia Subholding Upstream Pertamina (Regional 4) ditetapkan sebagai perusahaan migas yang beroperasi di tanah air dengan setoran pajak terbesar sepanjang 2020.

Tidak tanggung tanggung, meskipun dihadang badai pandemi COVID-19, PEPC masih bisa menyetor pajak Rp5,2 triliun.

DR Fransjono Lazarus, Vice President Business Support PEPC, mengungkapkan tantangan untuk tetap meningkatkan penghasilan migas kedepan tentu makin berat. Namun demikian, dia optimistis dengan merealisasikan Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) diharapkan dapat segera on stream serta pengelolaan lapangan migas lain yang produktif.

“Hal ini akan berdampak positif terhadap penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” kata Fransjono, Senin (3/5).

Saat ini PEPC juga tengah mengerjakan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang ditargetkan bisa rampung pada akhir 2021.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) berharap Pertamina EP Cepu (PEPC) bisa menyelesaikan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) pada November 2021.

Sejak akhir tahun lalu hingga awal pandemi proyek JTB yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dikhawatirkan akan mengalami keterlambatan.

Sejak Januari lalu proyek ini mendekati fase akhir. Hingga periode Januari 2021, operasional drilling dan riglees completion telah berhasil bekerja dengan lebih cepat dari target. Tim Drilling PEPC berhasil menghemat waktu pengerjaan sebanyak selama 56 hari lebih cepat dari jadwal.

PEPC menggunakan Cyber Walking Rig dalam mengebor lapangan JTB sehingga sangat efisien untuk melakukan pemboran dengan metode Batch Drilling yang direncanakan. Seluruh capaian ini menjadi bukti Pertamina mampu mengelola operasi drilling pada highrisk hazard secara excellence, baik aspek operasi maupun HSSE.

Fatar Yani Abdurrahman,Wakil Kepala SKK Migas, mengatakan jika melihat perkembangan di lapangan optimistis proyek JTB masih bisa diselesaikan tahun ini.

“Gas JTB sangat penting untuk pasokan gas di Jawa Timur. Kami akan akselerasi supaya bisa cepat produksi dan bisa membantu kelistrikan Jawa – Bali. Mudah-mudahan paling tidak di tahun ini kita optimis akan mulai on stream” kata Fatar.(RI)