Smelter pengolahan nikel, salah satu pengguna listrik dari segmen industri skala besar.

Smelter pengolahan nikel, salah satu pengguna listrik dari segmen industri skala besar.

JAKARTA – Geliat sektor manufaktur dan konstruksi tampaknya semakin kuat di Indonesia. Ini terlihat dari naiknya konsumsi listrik para pelanggan PT PLN (Persero) dari segmen industri skala besar dan sangat besar, yang naik hingga diatas 10% sepanjang enam bulan pertama di 2013.

Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun menjelaskan, yang termasuk kelompok industri skala besar diantaranya industri tekstil, pengolahan logam, elektronik, keramik, dan sebagainya. Dari kelompok ini, konsumsi listriknya meningkat lebih dari 8% pada Semester I – 2013.

Sedangkan kelompok industri skala sangat besar, diantaranya pabrik baja, pabrik semen, industri kimia, dan sebagainya, konsumsi listriknya pada Semester I – 2013 naik lebih dari 10%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Pertumbuhan pada segmen industri besar ini sejalan dengan bertumbuhnya pasar konstruksi bangunan di Indonesia,” ungkap Benny Marbun di Jakarta, Selasa, 16 Juli 2013.

Perkembangan menarik lainnya, lanjut Benny, juga terjadi pada segmen pelanggan rumah tangga khususnya daya 900 Volt Ampere (VA) dan daya 3500 VA – 5500 VA. Untuk pelanggan rumah tangga kecil daya 900 VA jumlah pelanggan pada semester 1 2013 tumbuh tinggi sebesar 11,7 % dibanding semester yang sama tahun lalu.

Demikian pula, pelanggan rumah tangga kelas menengah dengan daya 3500 VA – 5500 VA jumlah pelanggan pada semester-1/2013 tumbuh 11,3% dibanding semester-1/2012.

“Pertumbuhan yang tinggi di kedua kelas segmen Rumah Tangga ini menggembirakan, karena daya 900 VA sudah menjadi pilihan bagi pelanggan Rumah Tangga kelas kecil, dan daya 3500 VA sd 5500 VA sudah menjadi pilihan bagi pelanggan Rumah Tangga kelas menengah,” terangnya.

Demikian pula, ujarnya, pilihan skala daya yang lebih besar di kelas kecil dan menengah ini, dapat diartikan sebagai perbaikan kemampuan ekonomi dari masyarakat Indonesia.

“Keseimbangan antara peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan usaha produktif diyakini akan memperkuat perekonomian Indonesia,” tukas Benny.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)