JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Sub Holding Upstream Pertamina terus melakukan persiapan dan kajian untuk menerapkan program Carbon Capture Utilization and Storage – Enhanced Gas Recovery (CCUS-EGR). Selain untuk menurunkan emisi, proyek tersebut diyakini juga bisa turut meningkatkan produksi migas.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, menjelaskan Langkah yang dilakukan Subholding Upstream Pertamina dalam mewujudkan road to zet zero emission tersebut antara lain melalui program Carbon Capture Utilization and Storage – Enhanced Gas Recovery (CCUS-EGR) Project di Lapangan Gundih dan Lapangan Sukowati.

Untuk implementasi CCUS, saat ini tengah dilaksanakan join study untuk mengetahui potensi pemanfaatan gas CO2 dari yang sebelumnya diabaikan untuk kemudian dapat dimanfaatkan guna mendukung operasi. Sebelumnya, sejak tahun 2016 Pertamina bekerjasama dengan Exxon Mobil Cepu Limited telah mengimplentasikan injeksi gas CO2 ke lapisan reservoir sebagai bagian program CCUS di Blok Cepu.

“Jumlah Gas CO2 dari Central Processing Plant (CPP) Gundih yang belum dimanfaatkan sebanyak 15 MMSCFD. Potensi Abatement atau yang terbuang sebesar 300,000 tCO2 /tahun atau sebesar kurang lebih 3 million tCO2 untuk 10 Tahun. Melalui CCUS, Gas CO2 akan dimanfaatkan dan berpotensi untuk menambah produksi gas hingga 36 BSCF Gas dan menambah produksi kondensat hingga 382.7 MSTB,” jelas Taufik, Jumat (19/11).

Sementara untuk implementasi program CCUS di Lapangan Sukowati, saat ini telah mencapai tahapan study dengan Lemigas dan Japex. Melalui salah satu langkah program tersebut kami mendapatkan beberapa benefit, secara operasi produksi bisa meningkat, dan secara pengelolaan lingkungan kami dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari Gas CO2.

“Kami paham bahwa ini sebuah proses panjang dan berkelanjutan. Maka dari itu kami terus melakukan berbagai upaya lanjutan”, kata Taufik.

Upaya lanjutan Subholding Upstream dalam Net Zero Emission Indonesia pada 2050 juga ditujukan dengan komitmen dalam pengurangan emisi dari beberapa Wilayah Kerja di lingkungan Subholding Upstream meliputi program efisiensi energy, pengurangan Flare/Zero Flaring dan Penggunaan Renewable Energy.

Sejalan dengan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG), Subholding Upstream juga menyusun Road Map Emission Reduction & Decarbonization hingga tahun 2030 yang meliputi Road Map Zero Routine Flaring, Efisiensi energi hingga 2030 dan Peningkatan Bauran Energi dengan penggunaan Low Carbon Energy or Renewable Energy hingga minimal 30% dari total penggunaan energi juga merupakan upaya awal dalam mitigasi langkah dukungan menuju Net Zero Emission Indonesia 2050. (RI)