INDRAMAYU – Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral meminta Pertamina untuk tetap mempertahankan kestabilan pasokan bahan bakar masyarakat dengan mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain, seperti dari produksi Kilang Cilacap.

“Kami baru saja meninjau lokasi tangki yang eksplosif pada hari Senin, tanggal 29 Maret dinihari. Alhamdulillah api sudah bisa dipadamkan, sekarang sedang dalam tahap proses penyelesaian. Masih dilakukan tindakan pemadaman yang ofensif. Selain itu juga dilakukan pendinginan terhadap minyak-minyak yang masih ada di dasar sehingga bisa diturunkan temperaturnya,” ujar Arifin, Sabtu (3/4).

Menurut Arifin, investigasi penyebab terjadinya insiden masih terus dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina. Dan untuk menutupi kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan bahan bakar untuk masyarakat akibat insiden ini, Arifin juga meminta Pertamina untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain yang dimiliki Pertamina.

“Dengan terjadinya peristiwa ini akan mengoptimalkan kapasitas produk di kilang-kilang lain yang ada dengan memperhatikan standar keselamatan bekerja. Kami memgharapkan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dari Pertamina sendiri,” kata Arifin.

Hingga saat ini Pertamina masih tetap melakukan pendinginan dan pengawasan di area tanki T-301 sambil memastikan tidak ada potensi api akan muncul lagi.

Kebakaran pada tangki T-301G pada tanggal 29 Maret 2021 mulai sekitar pukul 00.45 dini hari. Kebakaran merembet ke tiga unit tangki lainnya sehingga total empat unit tangki terbakar (T-301E, T-301F, T-301G, dan T-301H). Pada saat kejadian tangki T-301E terisi 2.038 KL gasoline, tangki T-301G terisi 23.290 KL gasoline, sedangkan tangki T-301F dan T-301H kosong. Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti dan proses penyelidikan sedang dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina.

Arifin mengatakan investigasi mengenai penyebab terjadinya insiden ini masih dilakukan.

“Ada data-data informasi awal, tetapi tidak bisa dijadikan justifikasi langsung. Kami butuh proses karena ada yang terlihat langsung ada yang tidak terlihat langsung,” ujar Arifin.

Kilang Balongan merupakan salah satu kilang yang dimiliki PT Pertamina. Kilang dengan kapasitas pengolahan 125.000 bopd ini merupakan kilang dengan kompleksitas tertinggi di Indonesia (11,9 Nelson Index). Kilang ini mulai beroperasi sejak tahun 1994 ini mengolah 14 jenis crude domestik (87% input total) dan 3 jenis crude impor (13% input total). Produk yang dihasilkan kilang ini antara lain avtur, BBM (gasoline, diesel), LPG, petrokimia (propylene) dan produk samping lainnya.

Sebagian besar (82%) produk kilang Balongan disalurkan ke wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, antara lain melalui Depot Plumpang dan Depot Cikampek.(RI)