JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kembali harus bersabar untuk mengembangkan Kilang Cilacap lantaran kembali harus menunggu jawaban kesediaan Saudi Aramco dengan skema baru kerja sama. Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan skema baru yang diusulkan sudah diterima Saudi Aramco dan sekarang Pertamina hanya tinggal menunggu saja. Ada waktu satu bulan bagi perusahaan migas asal Saudi Arabia itu untuk memutuskan ikut serta dalam proyek pengembangan Cilacap atau tidak.

Menurut Nicke, pada skema awal fasilitas kilang eksisting akan di spin off ke perusahaan patungan Pertamina dengan Saudi Aramco. Setelah itu, perusahaan patungan tersebut akan membangun kilang ekspansi tambahan dan mengoperasikan keseluruhan kilang. Namun kemudian timbul permasalahan valuasi dari kilang yang akan di spin off dan tidak kunjung disepakati kedua pihak.

Pertamina sempat kecewa dengan perbedaan jauh nilai valuasi antara Saudi Aramco dan Pertamina. Padahal, Pertamina memiliki nilai buku sebagai batas minimum nilai fasilitas eksisting kilang Cilacap yang bisa dilepas untuk di spin off.

“Itu yang ditawar oleh Aramco, jauh lebih rendah dari nilai buku. Kalau dilakukan seperti itu, maka akan ada kerugian. Hari ini faktanya Cilacap itu produksi 30% dari produksi nasional. Jika dinilai harganya lebih rendah dari nilai buku, tak bisa,” kata Nicke di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (29/1).

Karena masih menghormati kerja sama yang terjalin dimana ada peran kedua pemerintahan, Pertamina berinisiatif untuk tetap bekerja sama dengan perubahan skema.

“Oleh karena itu cari solusi supaya ini tetap jalan. Akhirnya kami kemudian menggunakan pola seperti di Balikpapan. Pola Balikpapan adalah kilang lama tetap dimiliki Pertamina, JV membangun kilang tambahan baru yang nantinya ini akan disewa. Ini yang sekarang kita lakukan. Target kami dalam maksimum satu bulan ke depan akan menyepakati leasing agreement,” ungkap Nicke.

Setelah kesepakatan terjalin barulah proses fisik pengembangan kilang berjalan. Namun demikiam Nicke memastikan Pertamina tidak akan memberi kesempatan lebih ke Saudi Aramco. Jika skema terbaru ini masih juga ditolak maka Pertamina akan eksekusi pengerjaan fisik kilang sendiri dan akan kembali membuka pintu mitra baru untuk masuk saat proses pengembangan sudah berjalan nanti. “Kalau Aramco enggak setuju, kami lanjut sendiri,” tegas Nicke.

Proyek RDMP Kilang Cilacap nantinya akan meningkatkan kapasitas kilang tersebut yang saat ini mengolah dan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 bph. Selain itu meningkatkan kualitas produk dari EURO II ke EURO V.(RI)