JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta jeli dalam memilih pimpinan BUMN, terutama BUMN besar seperti PT Pertamina (Persero). Pemilihan dengan pertimbangan selain bisnis dan profesionalisme dipastikan akan membuat BUMN tersebut sulit berkembang.

Bhima Yudhistira, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan ada beberapa kriteria pimpinan BUMN seperti Pertamina yang akan dipercaya oleh investor yang notabene akan bermitra dalam bisnis perseroan ke depan.

“Pertama, integritas. Kedua, jangan pernah ada track record atau permasalahan hukum sebelumnya. Itu berpengaruh ke kredibilitas nantinya. Ketiga, tidak terafiliasi, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada kepentingan politik,” kata Bhima di Jakarta, Kamis (21/11).

Dia mengakui untuk mencari sosok seperti itu di zaman sekarang memang sulit, namun diyakini masih ada sosok yang mumpuni untuk memimpin BUMN sekelas Pertamina. Jika Pertamina mau berkembang maka harus dijauhi dari kepentingan politik jangka pendek.

“Kinerja BUMN makin bagus dengan manajemen yang profesional. Jangan tiba-tiba karena relawan, anggota parpol duduk begitu saja di BUMN. Bukan anti politik ya, dimana BUMN ini jangan banyak dicampuri kepentingan politik jangka pendek. Karena nanti kinerjanya akan terpecah,” ungkap Bhima.

Selain itu, pimpinan Pertamina juga harus memiliki gaya komunikasi yang baik. Ini menjadi salah satu kunci dalam bisnis lantaran ke depan Pertamina akan bekerja sama dengan berbagai perusahaan sebagai mitra usaha. Komunikasi positif harus terjalin, baik dengan mitra usaha maupun komunikasi internal perusahaan terutama dengan pekerja.

“Komunikator yang baik juga penting. Saya sama teman-teman, kalau saya marah-marah terus pada bete kan? Ya sama saja juga dengan BUMN. Karena nanti BUMN akan bersentuhan dengan unit usaha lain, swasta, investor, kreditur. Itu kan dibutuhkan pola komunikasi yang baik. Jadi komunikasi yang baik juga bisa menjamin karyawan loyal dan punya satu visi yang sama dengan pimpinan. Kalau dimarah-marahin terus?,” papar Bhima.

Sosok Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok muncul sebagai salah satu kandidat terkuat untuk menduduki jabatan strategis di Pertamina. Bahkan mantan gubernur DKI Jakarta itu digadang-gadang segera dikukuhkan menjadi Dirut Pertamina. Wacana penunjukan Ahok sendiri sudah ditentang berbagai pihak termasuk serikat pekerja Pertamina. Ahok sendiri saat ini memang terdaftar sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menurut Bhima seharusnya pemerintah melihat dan mencari sosok yang lebih mengerti bisnis Pertamina ke depan. “Pertanyaan saya bukan tolak menolak (Ahok) gitu, pertanyaan saya balik ‘emang enggak ada orang lain dengan indikator tadi yang cocok dibanding Ahok?” kata Bhima.(RI)