JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk di sektor hulu minyak dan gas, membukukan laba bersih di 2018 sebesar US$16,2 juta dibandingkan kerugian yang diderita pada 2017 sebesar US$93,7 juta.

Raihan laba bersih seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar 23,7% menjadi US$548,77 juta. Serta keberhasilan menekan beban pokok, sehingga turun 2,7%  menjadi US$ 431,66 juta pada 2018.

Tumbur Parlindungan, Direktur Utama Saka Energi, mengatakan kinerja keuangan yang positif ditopang  peningkatan produksi dan efisiensi. Serta fakor eksternal dari sisi harga minyak dunia.

“Produksi meningkat dan harga komoditi (harga minyak), termasuk juga adanya efisiensi,” kata Tumbur kepada Dunia Energi, Selasa (26/3).

Namun Tumbur tidak menjelaskan secara detail blok mana saja yang memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan.

Said Reza Pahlevy, Direktur Keuangan PGN, mengatakan Saka tengah fokus untuk meningkatkan kinerja di blok migas yang dikelolanya.

“Mereka rekor, karena surplus US$16 juta. Faktornya efisiensi cost, yang kami lakukan. Fokus Saka di blok-blok yang  punya potensi untuk dikembangkan dengan risiko yang lebih rendah,” ungkap Reza.

Peningkatan kinerja keuangan juga didorong oleh PGN sebagai induk usaha Saka.

Menurut Reza, sebelum dilepas, Saka  harus dalam kondisi sangat baik agar nantinya perusahaan juga mendapatkan nilai yang tinggi.

“Kami mau meningatkan kinerja keuangan Saka. Kami fokus memperbaiki kinerja mereka, kalau di jual kan rugi, kalau posisi sekarang,” katanya.

Saka saat ini memilik hak partisipasi (Participating Interest/PI) atau di 11 wilayah kerja atau blok migas, yang terdiri dari  Bangkanai dengan hak partisipasi 30%, Ujung Pangkah sebesar 100%, Ketapang 20%, South Sesulu sebesar 100% dan blok gas di Fasken Amerika Serikat dengan hak partisipasi sebesar 36%.

Saka juga tercatat memiliki hak partisipasi di Blok Muriah sebesar 20%, di Bangkanai Barat sebesar 30%, Muara Bakau sebesar 11,67%, dan Wokam II 100%. Serta di Pekawan dan  Yamdena Barat masing-masing sebesar 100%.(RI)