JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di sektor hulu berpeluang untuk melanjutkan produksi gas dk Lapangan Kepodang, Blok Muriah yang sebelumnya dilakukan Petronas Carigali Muriah Limited (PCML).

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan saat ini pembicaraan mengenai skenario kelanjutan produksi gas Lapangan Kepodang sedang dilakukan Saka Energi dan Petronas Carigali. Jika sudah dicapai kata sepakat, bukan tidak mungkin Lapangan Kepodang berproduksi dibawah pengelolaan Saka sebagai operator.

“Iya dia (Saka) bilang Petronas. Silahkan saja, tapi on behalf Saka. Ini mereka sedang beresin dokumennya,” kata Fatar Yani ditemui di Jakarta, Senin (21/10).

Penurunan produksi dari Lapangan Kepodang sudah disampaikan Petronas sejak beberapa tahun lalu. Pada 2016, Petronas menyalurkan gas sebesar 90,37 juta kaki kubik per hari (mmscfd), kemudian anjlok pada 2017 menjadi hanya 75,64 mmscfd. Padahal minimal volume gas yang disalurkan sebesar 104 mmscfd untuk lima tahun pertama. Dalam kontrak kapasitas yang seharusnya disalurkan volumenya sebesar 116 mmscfd.

Produksi gas dari Lapangan Kepodang  terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan sampai gas dialirkan terakhir kali, produksinya hanya 24 mmscfd. Akhirnya pada 23 September 2019 gas dari lapangan Kepodang berhenti mengalir.

Menurut Fatar Yani, SKK Migas berharap kedua pihak segera mencapai kata sepakat agar produksi bisa dilanjutkan. Deengan produksi rata-rata 20an mmscfd Lapangan Kepodang paling tidak bisa berproduksi selama tiga bulan ke depan.

“Produksinya kira-kira tiga bulan saja, itu cadangannya tinggal tiga bulan produksi, kalau rata-rata 20 mmscfd. Kepodang memang sedikit cadangannya,” ujar Fatar Yani.

Nofriadi, Direktur Utama Saka Energi,  mengakui adanya potensi melanjutkan produksi Kepodang.

“Memang ada potensi, Kami sedang berdiskusi (dengan Petronas), atas arahan SKK Migas,” kata Nofriadi.

Menurut Tumbur Perlindungan, praktisi migas dan mantan Direktur Utama Saka Energi, Lapangan Kepodang pada dasarnya bukan kehabisan gas,  namun yang menjadi perhatian para kontraktor adalah keekonomian saat memproduksi.

“Kalau habis gasnya sih tidak, tinggal memenuhi keekonomian atau tidak,” kata Tumbur.(RI)