JAKARTA – Laba bersih PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten jasa energi yang terafiliasi dengan PT Pertamina (Persero), terpangkas 31.7% menjadi Rp51,8 miliar pada kuartal I 2020. dibanding laba bersih periode yang sama 2019 sebesar Rp75,9 miliar. Penurunan laba bersih Elnusa terutama dipicu melonjaknya rugi kurs pada tiga bulan pertama 2020 yang mencapai Rp61,92 miliar dibanding kuartal I 2019 yang tercatat rugi kurs Rp3,6 miliar. Selain rugi kurs, beban keuangan yang naik hampir dua kali lipat menjadi Rp23.13 miliar.

Dari sisi pendapatan, Elnusa meraih pendapatan Rp2,06 triliun pada kuartal I 2020, naik 8,1% dibanding periode yang sama 2019 yang tercatat Rp1,9 triliun. Segmen bisnis jasa hulu migas serta jasa distribusi dan logistik energi menunjukkan daya tahan performanya dan menopang pendapatan Elnusa.

“Meskipun berbagai faktor eksternal sangat mempengaruhi, namun pendapatan usaha yang dikontribusikan dari kedua segmen tetap membuat Elnusa bertumbuh,” kata Hery Setiawan, Direktur Keuangan Elnusa, Selasa (16/6).

Herry mengatakan, dari total pendapatan, jasa hulu migas memberikan kontribusi sebesar 55%, jasa distribusi dan logistik energi 40% dan sisanya 5% berasal dari jasa penunjang. Pada segmen jasa hulu migas, pertumbuhan pendapatan dihasilkan melalui berbagai pekerjaan berbasis aset maupun nonaset production, operation dan maintenance services yang terutilisasi maksimal.

Selain itu, pendapatan Elnusa juga didukung pekerjaan jasa survei seismik untuk penemuan cadangan migas raksasa KKP Jambi Merang. Pada segmen jasa distribusi dan logistik energi, didukung oleh berbagai lini jasa transportasi BBM maupun pengelolaan depo.

Hery menekankan bahwa Elnusa berhasil melewati berbagai tantangan kuartal I 2020 dengan kinerja yang tetap positif. Penurunan harga minyak mentah yang terjun pada kisaran level US$20 per barel, pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia, serta merosotnya nilai tukar rupiah merupakan tantangan berat yang dihadapi Elnusa pada kuartal ini.

“Tantangan pada kuartal ini sangat berat. Karena secara bersamaan ada tiga faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perseroan. Namun dengan strategi jitu dan adaptasi terhadap faktor makro eksternal tersebut, kami tetap tumbuh dan menorehkan kinerja positif,” kata Hery.

Strategi Elnusa dalam menghadapi tantangan tersebut adalah terus mengoptimalkan diversifikasi portofolio yang dimiliki. Sebagai perusahaan jasa energi, Elnusa memiliki kompetensi yang lengkap dari hulu hingga hilir migas. Keberagaman portofolio jasa ini saling menopang satu sama lain dan mendukung capaian konsolidasi perusahaan.

Saat ini Elnusa tengah mengkaji berbagai strategi dalam menghadapi tantangan normal baru ke depan. “Kami mengajak mitra kerja untuk sharing the pain maupun supply chain financing, mengkaji ulang rencana investasi, hingga lebih selektif dalam pemilihan pekerjaan. Berbagai upaya ini merupakan komitmen kami untuk terus dapat bertumbuh,” tandas Hery.(RA)