Pekerja Pertamina mengontrol fasilitas produksi Blok Mahakam.

JAKARTA – Produksi serta lifting minyak dan gas bumi secara nasional boleh jadi terus menurun dan tidak mencapai target yang ditetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018. Tapi bukan berarti seluruh kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mengalami kemunduran. Ada beberapa kontraktor yang sukses meningkatkan lifting melebihi target APBN maupun realisasi capaian pada 2017.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan  produsen minyak terbesar adalah PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan dengan raihan 209,4 ribu barel per hari (bph). Realisasi tersebut 98% dari target APBN 2018 sebesar 213 ribu bph.

“Selain itu juga menurun sekitar 10% jika dibanding realisasi pada 2017 sebesar 223 ribu bph,” kata Dwi dalam konferensi pers capaian kinerja sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (4/1).

Produsen minyak terbesar kedua adalah Mobil Cepu, anak anak usaha Exxonmobil yang menjadi operator Blok Cepu dengan lifting sebesar 209,3 ribu bph. Realisasi tersebut naik dibanding capaian 2017 sebesar 203 ribu bph dan mampu melampaui target sebesar 205 ribu bph atau 102% dari APBN 2018.

Kontraktor dengan lifting minyak terbesar ketiga ditempati PT Pertamina EP,  anak usaha PT Pertamina (Persero) dengan realisasi lifting sebesar 79.900 bph.

“Realisasi itu lebih tinggi dari 2017 sebesar 77.194 bph, tapi 93% dari target APBN 2018 sebesar 85 ribu bph,” ungkap Dwi.

Untuk produsen gas terbesar, posisi pertama ditempati BP Berau, sebagai operator Blok Tangguh dengan realisasi rata-rata sebesar 1.076 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Capaian lifting tersebut melampaui lifting 2017 sebesar 965 mmscfd. Serta 108% dari target APBN 2018 yang dipatok sebesar 1.000 mmscfd.

Di posisi kedua, ConocoPhillps (Grissik) sebagai operator Blok Corridor. Pada 2018 rata-rata lifting gas sebesar 840 mmscfd atau 104% dari target di APBN sebesar 810 mmscfd. Serta jauh diatas raihan 2017 sebesar 796 mmscfd.

Pada 2018, posisi Blok Mahakam melorot ditempat ketiga. Lifting gas dari blok yang sekarang dioperatori oleh PT Pertamina Hulu Mahakam pada  2018 hanya sebesar 832 mmscfd, atau hanya 75% dari target APBN 2018 sebesar 1.110 mmscfd. Realisasi tersebut juga masih dibawah realisasi 2017 sebesar  1.286 mmscfd.

Dwi mengungkapkan Pertamina juga berhasil meraih empat besar kontributor gas nasional melalui  Pertamina EP. Lifting gas  2018 rata-rata mencapai 814 mmscfd. “Sebesar 98% dari target APBN sebesar 832 mmscfd, sementara tahun capaian 2017 sebesar 798 mmsfcd,” tandas Dwi.(RI)