JAKARTA – Konsorsium Repsol dan Petronas melalui anak perusahaannya, PC Sakakemang BV bersama Mitsui Oil Exploration Co. Ltd menemukan potensi giant discovery di Wilayah Kerja atau Blok Sakakemang. Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan potensi Blok Sakakemang cukup signifikan, meskipun saat ini belum bisa dipastikan angkanya.

“Tentu saja ini juga dalam waktu segera akan ditindak lanjuti dengan persiapan untuk produksi. Jadi pekerjaan ini masih akan diteruskan, sehingga benar-benar kami bisa sampaikan secara detail mengenai cadangannya itu,” kata Dwi dalam konferensi pers di Kantor SKK Migas Jakarta, Senin (18/2).

Potensi cadangan ditemukan setelah dilakukan pengeboran oleh Repsol di sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) ditajak pada 20 Agustus 2018 dengan target fractured basement. Lokasi sumur berada sekitar 60 kilometer dari lapangan gas raksasa Suban.

Sejak awal SKK Migas sudah memasukan sumur tersebut dalam salah satu sumur kunci 2018-2019 dan memasukan dalam kategori handle with care karena potensi penemuan Kaliberau dalam yang bisa dimasukan ke dalam kategori lapangan gas raksasa (giant field). Pengeboran akhirnya mencapai target di kedalaman 2.430 MD pada awal Februari 2019.

Sejak 10 Februari hingga beberapa hari kedepan Repsol melakukan test produksi dengan hasil sementara laju alir test mencapai 45 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Keberhasilan sumur KBD 2X diharapkan akan membuka eksplorasi dengan target fractured basement di Sumatera Selatan hingga ke Sumatera bagian tengah.
Ditargetkan perhitungan terukur besaran cadangan gas di KBD 2X dan komersialisasi penemuan ini bisa rampung segera. Untuk itu, sumur deliniasi dari penemuan ini akan dilakukan di tahun 2019.

Menurut Dwi, hingga saat ini sudah dua pengeboran sumur dilakukan. Jika diperlukan akan dilakukan pengeboran ketiga untuk memastikan cadangan. Namun masih harus menunggu hasil kajian mendalam dari pengeboran KBD 2X. “Kalau dua sumur itu sudah bisa memvalidasi perkiraan yang kita identify di awal, mungkin dua sumur saja sudah cukup,” ungkap Dwi.

Simone Sciamanna, Director Regional Exploration-Eastern Hemisphire Repsol, mengatakan dengan adanya temuan potensi cadangan dalam jumlah besar, antusiasme Repsol dalam berinvestasi di Indonesia makin meningkat. Setelah cadangan terbukti maka perusahaan akan segera membangun fasilitas produksi.

“Di Sakakemang itu gas. Kami akan bor appraisal well tahun ini untuk akses potensi lebih jauh lagi. Kami akan bangun plant untuk produksi. Kami komitmen akan percepat,” tandas Simone.

Repsol masuk kembali ke Indonesia pada 2009-2010 dengan fokus pada aset di Indonesia timur dan melakukan 1 pengeboran eksplorasi dengan hasil dry hole. Setelah itu Repsol mengambil Talisman pada 2015. Saat ini Repsol mengelola 4 wilayah kerja eksplorasi, yakni East Jabung, Sakakemang, South East Jabung, dan Andaman 3. Serta 1 wilayah kerja produksi sebagai non operator partner.

Repsol membeli Talisman pada 2015, WK Sakakemang menjadi salah satu aset yang ikut dibeli. Sejak itu Repsol mengakselerasi kegiatan eksplorasi, dan pada 2018 memutuskan untuk melakukan pengeboran ke-2 di dalam Blok Sakakemang.(RI)