JAKARTA – Repsol akan mempercepat produksi gas di Blok Sakakemang, salah satunya melalui rencana pengeboran lanjutan pada di tahun ini. Amir Faisal Jindan, Stakeholder Relations Manager Repsol, mengatakan jika tidak ada halangan berarti Repsol akan melakukan pengeboran untuk mendapatkan data pasti potensi gas di Sakakemang.

“Repsol berencana untuk mengebor satu sumur kajian di wilayah kerja (WK) Sakakemang pada kuartal IV 2019 sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat gas pertama dari penemuan terbesar di negara ini selama 18 tahun terakhir,” kata Amir, Kamis (9/5).

Menurut Amir, Repsol sepenuhnya berkomitmen untuk pengembangan lebih lanjut penemuan sumur Kaliberau Dalam (KBD) di Sakakemang dan mencermati berbagai kesempatan dalam rangka mempercepat produksi agar dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang dari perekonomian Indonesia. Pengembangan lapangan-lapangan gas akan memberikan manfaat untuk perekonomian lokal dan regional dengan meningkatkan pasokan bahan bakar rendah karbon untuk penggunaan industri, termasuk pembangkit tenaga listrik.

Selanjutnya setelah pengeboran dilakukan Repsol bersama dengan para mitranya di Sakakemang, yakni Petronas dan Mitsui Oil Exploration Co., Ltd. (MOECO) akan meningkatkan kajian teknis sumber daya. “Termasuk opsi-opsi pengembangan yang matang agar dapat dilanjutkan ke pengembangan lapangan,” kata Amir dalam keterangan tertulisnya.

Penemuan telah dilakukan di wilayah kerja (WK) Sakakemang, Sumatra Selatan, pada Februari 2019, di mana Repsol, sebagai operator memegang kepemilikan saham sebesar 45%, Petronas memiliki 45% dan MOECO sisanya sebesar 10%. Sumur KBD-2X di Sumatra Selatan memberikan suatu perkiraan pendahuluan sekurang-kurangnya 2 triliun cubic feet (TFC) dari sumber daya yang dapat diproduksikan dari hasil dua kali pengeboran di Sakakemang.

Indonesia Jadi Fokus

Amir mengatakan setelah Sakakemang, Repsol tidak akan berhenti dalam melakukan ekspansi di Indonesia. Bahkan perusahaan telah menjadikan Indonesia sebagai fokus kegiatan di kawasan Asia Tenggara dalam dua tahun ke depan.

“Indonesia merupakan fokus investasi eksplorasi Repsol di Asia Tenggara. Repsol memiliki beberapa wilayah kerja (WK) di Sumatra, baik di darat maupun lepas pantai, dan berencana untuk melaksanakan pengeboran dan akuisisi seismik secara intensif selama kurun waktu 2019
dan 2020,” ujar Amir.

Strategi eksplorasi dan produksi Repsol menurut Amir akan difokuskan pada pengembangan aset-aset gas, yang dianggap sebagai bahan bakar utama untuk peralihan energi ke ekonomi global rendah karbon. “Produksi gas tersebut memberikan tiga perempat cadangan perusahaan dan dua pertiga output,” tukasnya.

Repsol masuk kembali ke Indonesia pada 2009-2010 dengan fokus pada aset di Indonesia timur dan melakukan 1 pengeboran eksplorasi dengan hasil dry hole. Setelah itu Repsol mengambil Talisman pada 2015. Saat ini Repsol mengelola 4 wilayah kerja eksplorasi, yakni East Jabung, Sakakemang, South East Jabung, dan Andaman 3. Serta 1 wilayah kerja produksi sebagai non operator partner.

Repsol membeli Talisman pada 2015, WK Sakakemang menjadi salah satu aset yang ikut dibeli. Sejak itu Repsol mengakselerasi kegiatan eksplorasi, dan pada 2018 memutuskan untuk melakukan pengeboran ke-2 di dalam Blok Sakakemang

“Repsol memiliki teknologi canggih yang memungkinkan perusahaan berhasil dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan mengembangkan proyek-proyek inovatif dalam bidang keahlian ini bekerja sama dengan perusahaan dan lembaga terkenal di dunia,” kata Amir.(RI)