PANGKALPINANG – Thorcon International, Pte. Ltd, perusahaan energi nuklir asal Amerika Serikat, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) telah menandatangani nota kesepahaman dalam upaya merealisasikan implementasi prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Wilayah Bangka Belitung, Kamis (30/7).

Bob S Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon International, mengatakan kerja sama dengan Pemprov Babel dilakukan atas pertimbangan bahwa Thorcon
International sudah mendapatkan rekomendasi dari pemerintah pusat untuk melakukan persiapan pembanguan PLTT.

“Melalui kerja sama ini, kami sangat berharap dukungan Pemprov Bangka Belitung. Sehingga, wilayah di Kepulauan Bangka Belitung dapat ditetapkan sebagai lokasi pembangunan PLTT pertama di Indonesia yang dapat memberikan listrik murah dan bersih untuk masyarakat dan industri,” kata Bob dalam keterangan tertulisnya.

Erzaldi Rosman, Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung, mengatakan Pemprov Bangka Belitung memang memiliki rencana untuk mengembangkan industri berbasis mineral ikutan timah, khususnya logam tanah jarang thorium karena dapat menjadi sumber energi bersih dan murah yang berpotensi menggantikan batu bara.

Dalam kerja sama tersebut, Thorcon dan Pemprov Babel secara bersama akan mengkaji lokasi tapak yang tepat dan melakukan sosialisasi serta kegiatan lainnya yang diperlukan untuk mendukung terealisasinya implementasi PLTT.

Bob menekankan bahwa Thorcon International memiliki minat serius untuk melakukan investasi dalam rangka
membangun PLTT dengan kapasitas 500 megawatt (MW) di Indonesia. Nilai investasi PLTT yang menggunakan teknologi Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) sekitar US$1,2 miliar atau setara dengan Rp17 triliun dengan skema Independent Power Producer (IPP), tanpa menggunakan biaya APBN.

Keunggulan teknologi TMSR diklaim memiliki tingkat keselamatan tinggi, sehingga kejadian seperti Fukushima, Jepang, tidak akan terjadi karena tidak adanya tekanan pada reaktor. TMSR juga memiliki tingkat ekonomi yang tinggi yang dapat bersaing dengan batu bara serta menjadi embrio industri nuklir nasional.

Safari ANS, Staf Khusus Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, menambahkan kerja sama dengan Thorcon menjadi awal dimulainya industrialisasi di Babel.

“Kami tidak ingin selamanya menjadi daerah tambang, tetapi kita ingin menjadi daerah industri, hi-tech industri, industri elektronik zaman modern, kita tinggalkan tambang,” kata Safari.(RA)