JAKARTA – Meskipun surplus listrik diperkirakan makin tinggi, PT PLN (Persero) tetap menambah kapasitas pembangkit listrik tahun ini. Penambahan kapasitas pembangkit listrik yang masuk ke sistem Jawa Madura Bali tidak terelakkan karena sudah terjadwal sebesar 3.000 Megawatt (MW).

Haryanto WS, Direktur Regional PLN Bagian Jawa Madura dan Bali, mengatakan saat ini kapasitas pembangkit yang beroperasi di Jamali sebesar 40,1 ribu MW. Pada 2021, rencananya akan ada tambahan kapasitas lagi dari pembangkit yang baru beroperasi sekitar 2.500 sampai 3.000 MW sehingga kemampuan PLN untuk melayani pelanggan dinilai sangat cukup.

“Tahun ini akan ada tambahan kapasitas 2.500- 3.000 MW. Kemampuan supply pembangkit ini sangat cukup. Ini bisa menjadi modal untuk melayani kebutuhan Jamali,” ujar Haryanto dalam diskusi virtual, Selasa (23/2).

Menurut Haryanto, dengan adanya tambahan pembangkit ini sebenarnya jika dikaitkan dengan konsumsi per kapita di Jamali maka pasokan listrik akan menjadi surplus. Apalagi konsumsi listrik juga belum membaik ditengah pandemi Covid-19 yang masih melanda.

Masuknya pembangkit-pembangkit baru ke sistem PLN menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Pasalnya dengan tambahan ini maka kondisi surplus listrik makin menjadi dan tentu merugikan bagi PLN. Untuk itu perusahaan akan mencoba mencari cara untuk meningkatkan demand atau permintaan listrik.

Saat ini konsumsi listrik nasional 70% di antaranya berada di Jawa Madura dan Bali. Hanya saja dari sisi struktur konsumen, 61% di antaranya merupakan konsumen rumah tangga dan bahkan konsumen subsidi. Tentu menjadi lebih berat karena konsumsi listrik rumah tangga tidaklah begitu besar peningkatannya. PLN selama ini mengandalkan konsumsi listrik dari pelanggan industri untuk meningkatkan permintaan listrik.

“Ini akan cenderung oversupply. Nah, PR kami hari ini adalah bagaimana bisa memperbaiki demand, bahkan untuk meningkatkan demand,” kata Haryanto.(RI)