Aktivitas Tambang Batu Hijau PTNNT.

SUMBAWA BARAT – Suasana berbeda tampak di Tambang Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) sejak Kamis, 28 Februari 2013. Produsen emas dan tembaga yang beroperasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menjadi tuan rumah Uji Kompetensi Ahli Pertambangan ke-17.

Uji kompetensi untuk sertifikasi profesi bagi ahli pertambangan itu, diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) dan akan berlangsung hingga Ahad, 3 Maret 2013.

General Manager Tanggung Jawab Sosial dan Hubungan Pemerintah PTNNT, Rachmat Makkasau mengatakan, pihaknya selalu memberikan apresiasi dan dukungan terhadap upaya-upaya untuk melakukan usaha pertambangan yang baik (good mining practises).

Terlebih, selama ini pengelolaan Tambang Batu Hijau telah menjadi salah satu contoh pengelolaan tambang modern yang memenuhi kaidah good mining practice. Untuk melaksanakan penambangan yang baik, para ahli tambang dituntut meningkatkan kapasitasnya, diantaranya lewat uji kompetensi dan sertifikasi.

“Usaha pertambangan yang baik akan bisa dilakukan, apabila dikelola oleh tenaga kerja profesional, terlatih, punya integritas tinggi, dan memiliki etika sesuai dengan aturan-aturan penambangan yang baik. Makanya kami mendukung program PERHAPI yang menunjuk PTNNT sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) ke-17 tahun ini,” kata Rachmat.

Menurut Rachmat, merupakan suatu penghargaan bagi PTNNT ditunjuk sebagai TUK ke-17. Sebelumnya, TUK ke-13 juga telah sukses dilaksanakan di Batu Hijau pada 2012. “Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen kami untuk menjadikan PTNNT sebagai perusahaan tambang terdepan dalam bidang perlindungan lingkungan, keselamatan kerja, dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Uji Kompetensi Ahli Tambang ke-17, Rajulisman  menjelaskan, uji kompetensi ini dilaksanakan 3 – 4 kali dalam setahun, oleh LSP PERHAPI. Untuk tahun ini, jumlah peserta uji kompetensi mencapai 35 orang , yakni 20 orang dari PTNNT dan 15 orang dari perusahaan tambang lain di Indonesia.

“Dengan uji kompetensi ini maka seorang ahli pertambangan akan mendapatkan pengakuan atas keahlian yang dimilikinya dan mempunyai daya saing yang tinggi di dunia kerja pertambangan,” kata Rajulisman.

Beberapa perusahaan peserta antara lain, PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Nusantara Thermal Coal, PT. Adaro Indonesia, PT Vale Indonesia, PT. Arutmin Indonesia, PT. Berau Coal, PT. Truba Indocoal Mining, PT. International Nickel Indonesia, PT. Harita Group, PT Bukit Asam Persero dan PT. Freeport Indonesia.

Sedangkan asesor (tim penilai) berasal dari para ahli pertambangan PTNNT dan juga diluar PTNNT yang berjumlah sekitar 20 orang yang bersertifikasi. Selain PTNNT, TUK lainnya adalah Pusdiklat Minerba ESDM, PT Bukit Asam (PTBA), PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT TIMAH.

Rachmat menambahkan, pada 2012 PTNNT telah mendapatkan penghargaan BNSP AWARD (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk kategori Perusahaan atas pengembangan karyawan berbasis kompetensi sesuai standar BNSP. Penghargaan ini diberikan karena PTNNT secara konsisten mendukung berbagai kegiatan dan pelatihan serta menjadi tempat uji kompetensi.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)