JAKARTA – PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi,  bersama mitra pembangunan Grass Root Refinery (GRR) atau kilang Bontang, yakni Overseas Oil & Gas (OOG) dari Oman mulai bergerak untuk mencari pendanaan pembangunan kilang.

Ignatius Tallulembang, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, mengatakan , sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam persiapan pembangunan kilang. Dua persiapan yanh tengah dijalankam sekarang adalah terkait pendanaan.

Pada 30 April 2019 lalu, OOG kata Ignatius telah melakukan open bidding di Singapura kepada reputable Engineering Company untuk melakukan kajian yang akan digunakan sebagai acuan oleh para lender dan perbankan untuk turut serta mendanai proyek kilang baru tersebut. “Rencananya, kajian tersebut akan disampaikan kepada para lender dan perbankan didalam dan luar negeri pada Desember 2019,” kata Ignatius di Jakarta, Rabu (22/5).

GRR Bontang diperkirakan menyedot biaya investasi besar. Kajian sementara membutuhkan total biaya investasi antara US$ 10 miliar – US$ 15 miliar.

Satu hal lain yang tidak kalah penting untuk disiapkan adalah terkait lahan. Pertamina terus mendorong percepatan terbitnya RTRW kota Bontang, pemanfaatan lahan LMAN dan pemanfaaatan lahan industri lainnya yang diperlukan.

“Pertamina sebagai pemegang amanah penugasan dari pemerintah pada bulan memulai penyiapan proses pematangan lahan untuk kilang GRR Bontang yang diawali dengan kegiatan site location study yang lebih mendalam,” ujar Ignatius.

Rencana pembangunan kilang Bontang menurut Ignatius mendapat dukungan luar biasa dari para pemangku kepentingan. Karena itu, dalam rangka mendukung kelancaran dan pemenuhan aspek GCG. “eluruh tahapan proyek akan dikawal oleh Tim Pengawal Pengamanan Pemerintah & Pembangunan TP4 dari Kejaksaan Agung RI,” ujarnya.

OOG tengah mengkaji kelayakan finansial (bankable feasibility study) yang rencananya dilakukan selama enam bulan. Berikutnya, OOG akan mengerjakan Front End Engineering Design (FEED). Kedua tahap persiapan pembangunan kilang tersebut rencananya dilakukan selama dua tahun dan dana yang tidak sedikit.

Untuk FEED saja selain membutuhkan waktu yang panjang juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Setidaknya dalam proses FEED, OOG harus menghabiskan dana sekitar US$180 juta.

OOG ditetapkan Pertamina sebagai pemenang dalam tender pembangunan Kilang Bontang pada Januari 2018. Tidak seperti pembangunan kilang lainnya, Pertamina hanya mendapatkan porsi saham sebesar 10% sementara OOG mencapai 90%. (RI)