JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat realisasi produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) sejak Januari hingga Maret 2021 mencapai 46,2 kargo. Kilang LNG Tangguh di Papua mendominasi produksi LNG dengan realisasi produksi mencapai 30 kargo diikuti kilang LNG Bontang dengan produksi 16,2 kargo.

Arief S Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengatakan secara detail dari 16,2 kargo LNG yang diproduksikan dari Bontang sebanyak 9,6 kargo diekspor dan sisanya 6,6 kargo diperuntukan untuk kebutuhan domestik. Sementara Tangguh 7,3 kargo domestik dan sisanya 22.7  kargo di ekspor.

“Cukup tingginya permintaan domestik pada tiga bulan pertama ini lantaran tingginya permintaan dari PLN. “Peningkatan PLN ada kebutuhan mendesak tambahan empat kargo pada kuartal I dan kuartal II,” ujar Arief, Senin (26/4).

SKK Migas tahun ini menargetkan produksi LNG dari dua kilang LNG utama Indonesia yakni kilang Bontang di Kalimantan Timur dan kilang LNG Tangguh di Papua pada 2021 ditargetkan mencapai 200,74 kargo LNG.

Untuk produksi Kilang Bontang pada 2021 berkisar 77, 74 kargo, 18,7 kargo direncanakan untuk kebutuhan domestik. Sisanya 59,04 kargo akan dipasarkan ekspor.

Untuk produksi Kilang Tangguh pada 2021 ditargetkan 123 kargo. Sebanyak 35 kargo  untuk domestik dan 88 kargo akan diekspor.

Berdasarkan data SKK Migas, proyeksi produksi LNG pada tahun ini menurun dibanding realisasi produksi pada tahun lalu. Total produksi LNG 2020 sebanyak 206,9 kargo. Itu berarti ada penurunan produksi tahun ini sebesar 2,9% jika dibanding tahun lalu.(RI)