YOGYAKARTA– PT Pertamina EP, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas sekaligus anak perusahaan PT Pertamina (Persero), mengawali tahun ini dengan kinerja positif. Hal itu dibuktikan dari rata-rata produksi gas bumi Pertamina sepanjang Januari 2020 yang mencapai 105,4% dari target.

“Per Januari 2020, produksi gas Pertamina EP mencapai 965 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 915 MMSCFD,” ujar Chalid Said Salim, Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, dalam pembukaan Forum Sharing Teknologi bertema “Production and Operation Big Movies to Break the Limit” di Hotel Tentrem di Yogyakarta, Rabu (26/2).

Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiranto, dan seluruh General Manager Asset 1-5 yang ada di lingkungan Pertamina EP.

“Beberapa field memberi kontribusi terhadap pencapaian produksi gas yang tinggi terhadap perusahaan. Field tersebut adalah Pertamina EP Asset 2 Pendopo dan Prabumulih Field dan Pertamina EP Asset 4 Donggi-Matindok Field,” ujarnya.

Chalid mengatakan, per Januari 2020, produksi minyak perusahaan berada di angka 80.773 barel per hari (BOPD).

Sementara sepanjang 2019, Pertamina EP mencatat kinerja positif dengan angka produksi minyak sebesar 82.213 BOPD dan produksi gas sebesar 959 MMSCFD.

Dari hasil tersebut, Pertamina EP berhasil meraup laba sebesar US$654 juta atau sekitar Rp9 triliun. “Pencapaian tersebut menjadikan Pertamina EP peringkat ketiga sebagai produsen minyak dan gas bumi dari seluruh KKKS di bawah SKK Migas,” ujar Chalid.

Pertamina EP menargetkan produksi serta mencari sumber migas baru demi mendukung target produksi minyak 86.000 barel per hari kendali dalam Work Plan and Budget (WP&B) sebesar 85.000 BOPD dan 915 MMSCFD.

“Pemerintah ingin Pertamina EP bisa meningkatkan produksi minyak hingga 90.000 barel per hari,” kata Chalid.

Chalid mengatakan perseroan ke depan akan semakin agresif meningkatkan angka produksi dalam rangka ikut berkontribusi bagi pencapaian produksi minyak nasional 1 juta barel per hari pada 2030.

Dia menerangkan strategi yang dijalankan untuk mencapai target tahun 2020 yang cukup menantang. “Kami akan tetap fokus untuk meningkatkan produksi, menahan laju penurunan produksi (decline) dan menjaga keandalan fasilitas produksi yang sudah ada,” ujarnya.

Chalid berharap dengan diadakannya Forum Sharing Teknologi, para peserta dapat berbagi keberhasilan mereka mengimplementasikan teknologi baru di unit kerja masing-masing yang diharapkan dapat memudahkan serta memberikan keakuratan lebih baik bagi setiap proses operasi produksi.

“Tantangan untuk menjaga serta meningkatkan hasil produksi tidak lepas dari inovasi teknologi yang dilakukan direktorat kami. Melalui ajang ini diharapkan dapat menemukan teknologi baru guna menjawab tantangan dalam pencapaian target produksi yang ditetapkan

Strategi utama pencapaian Rencana Kerja 2020 antara lain menjaga dan meningkatkan kinerja HSSE, eksekusi program kerja “on time on budget on schedule and on return” dengan mengimplementasikan business acceleration program (BAP) secara konsisten.

Selain itu, Pertamina EP juga lebih agresif di awal tahun, menerapkan good change management, meningkatkan budaya sharing dan sinergi, serta menerapkan penggunaan biaya secara efektif dan efisien.

Julius mengatakan dalam tiga tahun terakhir produksi Pertamina EP cenderung naik (incline). Hal ini didorong kerja keras para pekerja Pertamina EP dengan beragam program, termasuk inovasi di sektor operasi dan produksi sehingga produksi meningkat. (DR)