JAKARTA – Masalah teknis menjadi salah satu alasan PT Pertamina (Persero) yang membuat realisasi produksi Blok Mahakam tidak secemerlang ketika blok yang berlokasi di Kalimantan Timur itu masih dikelola PT Total E&P Indonesie.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengatakan decline rate Blok Mahakam jauh lebih rendah dari yang diperkirakan. Pada semester II 2018 sebenarnya realisasi sudah cukup bagus. “Tapi terjadi decline rate lebih rendah dari yang diperkirakan, untuk itu kemudian kami lakukan dirlling secara agresif,” kata Nicke di Jakarta, Selasa (14/5).

Ada 118 sumur yang dibor Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahakam di Blok Mahakam. Rencana kerja tersebut dua kali lipat dari realisasi pengeboran pada 2018 yang hanya 63 sumur dibor. “Artinya setiap tiga hari sekali kami dirilling di suatu sumur,” ujar Nicke.

Hingga saat ini progress pengeboran di Mahakam  masih lambat karena baru terealisasi sepertiga dari total sumur yang akan dibor. Hal itu akibat adanya beberapa kendala. Pertama, ketersediaan rig di dalam negeri yang cukup sulit.

“Jadi kami melakukan proses pengadaannya perlu waktu karena harus undang pihak-pihak baru untuk ikut tender di rig ini,” katanya.

Kemudian ada juga masalah cuaca karena ketika mobilisasi di awal tahun yang cuacanya kurang bagus. “Tapi kami coba speed up sekarang karena sudah mulai membaik,” tukas Nicke.

Selanjutnya adalah hasil pengeboran yang tidak bisa langsung dirasakan dari sumur baru di area shallow, karena ternyata hasil produksinya lebih perkiraan.

Menurut Nicke kondisi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi Pertamina di sektor hulu migas.

“Ini kami sadari bahwa ini memang karakteristik dari hulu. Tapi kami melakukan dengan percepatan 118 sumur dan tambah construction rig sehingga nanti well-connectionnya akan lebih cepat seluruh upaya kita lakukan untuk percepat. karakter sumur tua tidak boleh jadi alasan,” ungkap Nicke.

Dalam data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan realisasi pengeboran masih dibawah target yang sudah direncanakan. Target April 33 sumur, terdiri dari swamp 28 sumur dan offshore sebanyak lima sumur. Realisasinya, 31 sumur, terdiri dari swamp 26 sumur dan offshore lima sumur. Total dari 118 sumur yang direncanakan, swamp 102 sumur dan offshore 16 sumur,

Realisasi produksi dan lifting Pertamina Hulu Mahakam sangat jauh dari target APBN. Realisasi produksi gas baru 725 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan lifting 667 MMSCFD atau 61% dari target sebesar 1.100 MMSCFD.(RI)