JAKARTA – Pemerintah mematok target inflasi 3,3% di tahun 2023. Namun hal itu dinilao bakal sulit terwujud jika pemerintah benar-benar merealisasikan kenaikan harga BBM.

Mulyanto, Anggota Komisi VII DPR RI, menjelaskan kenaikan harga BBM akan mempengaruhi kenaikan semua harga bahan pokok sehingga secara umum akan berdampak pada inflasi.

Menurutnya kenaikan harga BBM bersubsidi harus dihindari bila memang sungguh-sungguh ingin mengendalikan inflasi di tahun 2022 dan menargetkan inflasi di tahun 2023 sebesar 3,3%.

Karena menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi memiliki pengaruh kuat dan efek berantai pada kenaikan harga-harga barang dan jasa lainnya secara luas.

Bahkan menurut laporan BPS, kenaikan harga BBM dan LPG non subsidi saja ternyata memiliki andil yang signifikan bagi kenaikan tingkat inflasi di bulanJuli 2022 lalu. Jadi apatah lagi pengaruh inflasi dari BBM bersubsidi.

Menurut Mulyanto, bila Pemerintah nekat maka diperkirakan tingkat inflasi akan semakin tidak terkendali, akan menggerus daya beli masyarakat dan membuat mereka semakin menderita.

“Sekarang saja, inflasi tahunan di bulan Juli 2022 sudah mencapai 4,94 persen, yang merupakan rekor inflasi tertinggi sejak bulan Oktober 2015. Bagaimana mungkin kita menurunkan tingkat inflasi ini menjadi 3.3 persen di tahun 2023 kalau Pemerintah masih punya niat untuk menaikan harga BBM bersubsidi,” ungkap Mulyanto (17/8).

Mulyanto menyatakan Pemerintah ke depan harus melaksanakan penghematan dan menyetop proyek-proyek yang tidak penting dan urgen seperti proyek Ibu Kota Negara baru atau Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Apalagi sebagaimana dilaporkan Presiden Jokowi pada Semester I tahun 2022 ini APBN surplus sebesar Rp 106 triliun dan neraca perdagangan selama 27 bulan beturut-turut surplus sebesar Rp364 triliun. Penerimaan negara ini tentu dapat digunakan untuk menambah bantalan subsidi BBM.

Untuk diketahui, Pemerintah, sebagaimana dilaporkan Presiden Jokowi dalam Pidato Pengantar APBN tahun 2023, Selasa (16/8) di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta  menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 sebesar 5,3%, ICP sebesar US$90 per barel, kurs dolar sebesar Rp 14.700 dan inflasi sebesar 3,3%.

Beberapa minggu terakhir wacana kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar terus beredar. Pihak yang justru mewacanakan tanpa adanya kepastian justru pemerintah. Pemerintah menyebutkan sudah tidak ada anggaran untuk menambah subsidi ditengah terus menipisnya kuota Pertalite dan Solar. (RI)