JAKARTA – PT Pertamina (Persero) hingga kini masih belum mempunyai direktur utama definitif paska pencopotan Elia Massa Manik tiga bulan lalu. Saat ini Nicke Widyawati masih bertindak sebagai pelaksana tugas dirut. Jika sesuai aturan, masa kerja direktur utama sementara selesai pada hari ini, Jumat (20/7).

Arie Gumilar, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), mengatakan sudah menyampaikan kepada pemerintah agar segera menetapkan direktur definitif, sehingga berbagai akselerasi bisa segera dilakukan dalam merespon kondisi Pertamina saat ini.

Pekerja tidak mempermasalahkan posisi direksi, bisa dari internal karir Pertamina maupun dari eksternal, sepanjang memiliki kredibilitas untuk memimpin sebuah perusahaan migas.

“Kami harapkan dirut punya kredibilitas, punya pemahaman yang bagus tentang Pertamina dan mampu menjaga Pertamina dari segala rongrongan yang ada,” kata Arie disela aksi unjuk rasa serikat pekerja Pertamina di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (20/7).

Sesuai dengan aturan yang ada pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN telah menyodorkan nama calon direktur utama Pertamina ke Presiden Joko Widodo.

Fajar Harry Sampurno, Deputi Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, mengatakan mekamisme yang ada presiden menerima tiga nama calon direktur utama. Setelah disodorkan kini menjadi hak presiden untuk memutuskan.

“Tidak tahu saya, itu sudah di presiden. Nanti beliau yang punya kewenangan untuk menetapkan,” kata Fajar.

Arcandra Tahar, Wakil Komisaris Utama Pertamina menolak berkomentar banyak terkait keputusan direktur utama Pertamina. Namun dia menegaskan bahwa ketiadaan direktur utama definitif tidak akan mempengaruhi kinerja Pertamina, termasuk kinerja produksi migas.

“Plt (pelaksana tugas) dirut boleh enggak tanda tangan? (Ambil keputusan) Coba lihat tugas dan wewenang Plt,” tandas Arcandra.(RI)