JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melalui Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) merilis wilayah baru yang diprediksi memiliki potensi minyak dan gas dalam jumlah besar. Pemetaan wilayah tersebut diprediksi berpotensi besar menjadi temuan migas dengan cadangan raksasa (giant discovery).

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas,  mengatakan bahwa IOGI telah memetakan beberapa wilayah yang memiliki potensi besar menyimpan cadangan. IOGI  melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap 19 cekungan produksi yang memiliki 126 proven plays dan mendapatkan potensi sumberdaya yet to find (YTF) sebesar 8,3 miliar setara barel minyak (boe).

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat lima cekungan yang berpotensi menemukan giant and significant discovery, yaitu Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Selatan, North East Java, Kutai, dan Pre-Tertiary Passive Margin.

“Indonesia masih berpeluang menemukan paling tidak dua giant fields dengan masing-masing sumberdaya di tempat sebesar 770 juta boe,” kata Dwi di Kantor SKK Migas, Selasa (30/4).

IOGI diharapkan bisa melanjutkan temuan potensi gas yang cukup signifikan baru-baru ini, yakni Sakakemang di Sumatera Selatan, yang merupakan bagian dari hasil evaluasi SKK Migas dalam memetakan sepuluh area potensial giant discovery.

Selain Sumatera Selatan, masih terdapat sembilan area potensial giant discovery lainnya yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Tarakan Offshore, North East Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua, Bird Body Papua, dan Warim Papua.

IOGI sendiri adalah sebuah wadah baru yang dibentuk SKK Migas untuk bisa meningkatkan kolaborasi dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam hal pengolahan data untuk kegiatan eksplorasi migas.

IOGI adalah suatu lembaga yang akan menjadikan SKK Migas sebagai center of excellence dan center of knowledge dari industri hulu migas di Indonesia. Para pekerja SKK Migas, yang juga merupakan expert di bidang pekerjaannya masing-masing dapat memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan di industri hulu migas mengenai business and market intelligence.

SKK Migas sebagai IOGI dapat menjadi sumber data yang terpercaya bagi para calon investor untuk dapat mendorong tumbuhnya investasi di hulu migas Indonesia, serta dapat menjadi sumber dari rencana dan strategi jangka panjang untuk cadangan hidrokarbon, lifting, serta optimasi biaya operasi.

“Untuk mendukung pengelolaan bisnis hulu migas yang lebih efektif, efisien, serta dalam upaya untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional dan energi yang berkeadilan pada kesempatan kali ini juga, secara resmi kami perkenalkan,” kata Dwi.

IOGI diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong semakin berkembangnya bisnis hulu migas di Indonesia secara konkrit, kontribusi yang diberikan bukan hanya melalui analisis seperti “yet to find”, tetapi juga melalui Yearly Indonesia Upstream Oil and Gas Outlook, publikasi berkala setiap semester, focus group discussion, dan benchmarking tools yang dapat diberikan kepada para pemangku kepentingan.(RI)