JAKARTA – PT PLN (Persero) siap memasok listrik bagi kebutuhan industri dan bisnis di Sulawesi, terutama fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral logam. Industri smelter membutuhkan pasokan listrik dalam jumlah besar dan handal.

Syamsul Huda, Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN, mengungkapkan khusus untuk Sulawesi, PLN telah berhasil menambah daya listrik 739 megawatt (MW) dari pembangkit yang beroperasi. Serta didukung tambahan 1.460 MVA gardu induk dan 815 kms transmisi yang memperkuat sistem kelistrikan.

PLN akan terus menambah kapasitas listrik dalam 10 tahun ke depan. Sesuai dengan RUPTL 2018-2027 PLN akan membangun total 4.848 MW, transmisi 8.269 kms, dan Gardu Induk 7.103 MWA untuk Sulawesi.

“Dengan progres pembangunan yang baik ini menjadikan Sulawesi memiliki cadangan daya yang sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan investasi di sektor industri, termasuk industri smelter,” kata Huda, Selasa (24/7).

PLN telah menandatangani perjanjian tahap pertama transaksi listrik dengan 13 investor yang berinvestasi di Sulawesi. Lima investor lainnya akan melaksanakan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pada tahap kedua. Para investor ini membangun smelter, kawasan industri, kawasan perumahan, hingga pengolahan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

“Dari 18 investor total listrik yang dapat diserap mencapai 2.029 MVA,” tukas Huda dalam keterangan tertulisnya.

Jos Stefan Hideky, Direktur PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, mengatakan 40 MVA untuk industri smelter sudah tersambung PLN.

“Terima kasih untuk Pemkab Bantaeng dan PLN yang telah siang dan malam membantu proses penyambungan di lapangan. Mudah-mudahan kerja sama penyambungan listrik untuk industri kami dapat terus dilaksanakan,” ujar Jos.

Dengan kerja sama antara PLN dan sektor industri ini diharapkan dapat menciptakan multiplier effect, dimana terdapat peningkatan penyerapan tenaga kerja dan mendorong roda perekonomian di Sulawesi khususnya dan Indonesia secara umum.

“Kami memiliki semangat yang tinggi untuk terus melayani Bapak/Ibu sekalian, karena bagi kami melayani pelanggan adalah kewajiban dan kebahagiaan,” kata Huda.(RI)

Sebanyak 13 investor dari Sulawesi yang menandatangani perjanjian transaksi listrik adalah sebagai berikut:

1. Energize 40 MVA untuk PT Huadi Nickel Alloy Indonesia
2. Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) 350 MVA untuk PT Ceria Nugraha Indotama
3. MoU (Memorandum of Understanding (MoU) untuk kebutuhan 37 MVA PT Sinergi Mutiara Cemerlang
4. MoU untuk kebutuhan 35 MVA KIMA Maros
5. MoU untuk kebutuhan 45 MVA Center Point of Indonesia
6. MoU untuk kebutuhan 35 MVA South Sulawesi LNG
7. MoU untuk kebutuhan 73 MVA FKS Land
8. MoU untuk kebutuhan 770 MVA Kawasan Industri Bantaeng
9. MoU untuk kebutuhan 44 MVA PT Macika Mineral Industri
10. MoU untuk kebutuhan 100 MVA PT And & Fang Brothers
11. MoU untuk kebutuhan 45 MVA PT Banyan Tumbuh Lestari
12. MoU untuk kebutuhan 7 MVA PT Pani Bersama Tambang
13. MoU untuk kebutuhan 75 MVA PT Gorontalo Minerals

Lima investor lainnya yang akan segera menindaklanjuti penandatanganan MoU dengan PLN pada tahap kedua adalah sebagai berikut:

1. PT Sarana Mineralindo untuk kebutuhan 70 MVA
2. PT PBI (Mineral Bumi Nusantara) untuk kebutuhan 150 MVA
3. PT Gorontalo Sejahtera Mining untuk kebutuhan 15 MVA
4. PT Arafura Surya Alam untuk kebutuhan 31 MVA
5. Kawasan Ekonomi Khusus Bitung untuk kebutuhan 85 MVA.