JAKARTA – Manajemen PT PLN (Persero) krisis pasokan batu bara sebagai bahan baku utama produksi listrik yang sempat terjadi beberapa waktu lalu tidak akan terulang. Reformasi besar-besaran di segala proses bisnis pengadaan batu bara diklaim telah dan akan dilakukan.

Dharmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan selain perubahan aturan main yang telah ditetapkan oleh pemerintah, manajemen PLN juga telah melakukan reformasi dari sisi kontrak pengadaan batu bara.

“Kami juga di PLN melakukan reformasi mengubah kontrak yang semula orientasi jangka pendek jadi jangka panjang, kemudian juga yang sebelumnya dengan trader dengan keandalan rendah kita ubah langsung kontrak dengan penambang,” ungkap Dharmawan disela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (26/1).

Selain dari sisi kontrak, reformasi juga dilakukan dari sisi pengawasan. “Tadinya fokus hanya saat unloading di PLTU yang mana sebenarnya kalau itu gagal, kegagalannya 10 hari sebelumnya saat loading. Jadi kalau gagal saat monitoring di PLTU itu sudah gagal 10 hari lalu, kita ubah jadi leading indicator,” ujar dia.

PLN kata Dharmawan juga telah bertindak tegas terhadap mitra pemasok bandel yang gagal memenuhi kewajiban memasok batu bara dengan berbagai sanksi hingga pemutusan kontrak. “Kami telah melakukan tindakan tegas untuk pemasok yang tidak memenuhi kontrak, kami melakukan terminasi kontrak, blacklist pada pemasok sehingga otomatis pemasok tersebut tidak bisa melakukan ekspor,” tegas Dharmawan.

Jelang bulan Februari, Dharmawan memastikan pasokan batu bara aman dan tidak akan ada ancaman krisis energi. Dia menuturkan krisis batu bara yang sempat terjadi telah memberikan lesson learned yang sangat berharga. untuk itu PLN melakukan reformasi manajemen batu bara PLNmulai dari kontrak, sistem pengadaan, sistem pembayaran, proses bisnis, pengadaan kedepan harus terkonsolidasi. Termasuk, rencana pembangunan suatu sistem yang membutuhkan kebutuhan energi primer jangka panjang. Dari prediksi pergerakan demand per tahun selama sepuluh tahun.

“Kami sudah antisipasi dengan bagaimana vessel, armada, tongkang, pemilihan pemasok. Jadi Februari akan aman. Krisis ini jadi kesempatan kami untuk memperbaiki sistem. Untuk itu, ada pemasok langsung dari penambang. Kontrak lebih andal dan jangka panjang. Logistik, pengubahan paradigma end to end,” jelas Dharmawan. (RI)