JAKARTA–PT Pertamina Hulu Indonesia (Regional 3 Kalimantan), anak usaha Subholding Upstream Pertamina, mengusung tiga dari 34 program unggulan yang mendepankan inovasi sosial dalam PROPER 2021 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketiga program unggulan itu adalah Pertani Maju 4.0 Lapangan PHM-BSP, Tani Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria atau TANTE SISKA Lapangan Sangasanga, dan Budidaya Lalat Hitam (BULATIH) Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

Dony Indrawan, Manager Communication, Relation and CID Pertamina Hulu Indonesia, mengatakan inovasi adalah kunci masa depan Pertamina. Lapangan mature butuh inovasi, kreatifitas untuk menghasilkan migas yang terus-menerus dengan efektif dan efisien.

“Karena sudah menjadi jiwa, tentu kami juga melakukan inovasi di bidang social investment. Kalau bicara anggaran, tidak terlalu menjadi fokus yang penting adalah kemanfaatan yang bergulir,” kata Dony dalam Sharing Session “Strategi Investasi Sosial dan Pencapaian Proper di Sektor Hulu Migas” secara virtual, Jumat (24/9).

Menurut Dony, sebagai bagian dari masyarakat, PHI meyakini kalau masyarakat tumbuh berkembang dan maju maka akan menjadi peluang untuk melaksanakan bisnis yang sustain dan baik.

“Kami bagian dari industri ekstraktif yang nyata-nyata sudah jelas mengeluarkan limbah. Untuk itu, ketika kami melakukan proses dengan selamat, efektif dan efisien, akan menjadi bagian penting juga, baik bagi perusahaan, masyarakat dan negara,” kata Dony.

Dia menambahkan, proses dalam bangun strategi program CSR PHI adalah mengawalinya dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Apa yang dilakukan terhadap masyarakat adalah memang yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu dilakukan social maping dan proses FGD dengan para stakeholder.

“Karena PHI dipercaya untuk mengelola wilayah kerja Kalimantan, di dalam strategi 2020-2021 dilakukan aligment dan integration. penyelasaran program dan strategi program CSR yang sudah berjalan. Serta mengintegrasikan program CSR yang ada di setiap wilayah kerja untuk meningkatkan efektivitas, jangkauan dan dampaknya,” katanya.

Pelaksana Tugas Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK Sigit Reliantoro mengatakan PROPER menggunakan pendekatan community development (comdev) karena untuk hasil yang nyata. Comdev didorong pengambilan keputusan secara lokal. Ada konsep pengembangan masyarakat lebih banyak menginisiasi aksi sosial yang tujuannya merubah tingkat ekonomi, sosial dan budaya.

Menurut Sigit, PROPER membagi kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam empat tipologi yaitu program yang bersifat charity yang merupakan tingkatan terendah, menunjang pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasotas masyarakat dan tipologi tertinggi adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mandiri dan bermartabat.

“PROPER berhasil mendorong perusahaan peserta utk mengurangi proporsi program yang bersifat karitatif/charity menjadi jenis program yang lain seperti peningkatan kapasitas, infrastruktur dan pemberdayaan,” katanya.

Sigit mengatakan pada 2020 inovasi masih akan menjadi trademark PROPER. Konsep inovasi dalam PROPER masih tetap, yaitu harus ada biaya yang diturunkan, beban yang dikurangi, ada value yang disampaikan.

“Syaratnya PROPER Emas adalah yang bisa berhasil membuat inovasi sosial, tidak hanya berhasil CSR tapi juga bisa membuktikan secara terukur, bisa mempenuhi kebutuhan masyarakat secara efisien, cara menyelesaikannya baru. Meningkatkan kapasitas masyarakat. Kriteria tanggap kebencanaan pandemi nilainya sangat tinggi,” kata Sigit.

Krisdyatmiko, Ketua Program Studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM, mengatakan PROPER adalah sistem yang bagus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. dan motivasi perusahaan dalam melaksanakan CSR.

Berdasarkan identifikasi idealisasi perusahan dalam melakukan CSR karena perusahaan itu mempunyai resources, philantropic dalam arti giving to other. “Jadi bagaimana resource itu dimanfaatkan, tidak hanya untuk kepentingan perusahaan, tapi juga masyarakat luas,” kata dia.

Menurut Kris, dengan melakukan program CSR secara inovatif, tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tapi juga lingkungan maupun bagi bisnis itu sendiri yang sesuai konsep social investment.
Program CSR sebelumnya dikritisi karena berorientasi jangka pendek dan fokus pada pengurangan risiko untuk memperoleh reputasi perusahaan. Tidak terkait dengan core of the bussiness, sehingga dipandang sebagai biaya, bukan investasi.

Untuk memenuhi persayaratan administrasi misalnya, regulasi agar diberikan label sebagai perusaan yang bertanggung jawab secara sosial. Bersifat top down, tidak ada masalah sosial yang bisa dipecahkan secara komprehensif. Tifak menghasilkan laba, atau investasi bagi perusahaan sehingga rentan dikurangi pendanaannya.

”Karena kondisi seperti itu muncul konsep baru CSI (Corporate Social and Inovation). Menurut saya konsep CSR dan CSI itu bisa digunakan secara bergantian, CSI itu melengkapi CSR. CSR bukan sesuatu yang salah hanya prakteknya banyak variasi,” ungkap dia.

Risna Resnawaty, pakar CSR, mengatakan inovasi sosial lahir ketika ada komitmen perusahaan untuk masyarakat sekitar. Inovasi sosial juga mempunya keterkaitan dnegan berbagai macam perubahan yang terjadi.

“Inovasi sosial dalam CSR pada intinya adalah respons yang efektif dalam mengatasi community unmeet needs. Inovasi sosial memiliki tujuan sosial dan motif sosial. Inovasi sosial adalah aktivitas atau pelayanan inovasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki tujuan tujuan sosial dalam aktivitasnya,” kata dia.

Risna mengungkapkan tren tantangan pada 2020-an bukan berarti masalah 1990-an selesai. Pada saat ini beberapa perusahaan operasinya mungkin masih baru, dimana CSR-nya merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan perusahaan itu sendiri.

“Awal 2020 sudah terjadi pandemi, industri kreatif sudah mulai muncul. 2020-2021 di kuartal 1-2 charity banyak, ini mengulang situasi pada 1990-an. Hebatnya, ini ternyata tidak lama. Karena sebelumnya terjadi dari 1990an-2015. Di 2020 karena pondasinya kuat, pada kuartal 3 sudah assistance kepada UMKM. Kuartal 4 empowerment dan inovasi sudah cukup cepat,” kata Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad.(RA)