JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi mengambil alih 100% pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Raja/Pendopo, yang semula dioperasikan Joint Operating Body Pertamina Golden Spike Indonesia Ltd. Nantinya PHE akan menunjuk anak usahanya, PHE Raja Tempirai sebagai operator.

Meidawati, Direktur Utama PHE, mengatakan pengelolaan WK Raja/Pendopo oleh PHE Raja Tempirai, merupakan tantangan baru bagi PHE.

“Dengan sumber daya manusia yang kami miliki serta dukungan para stakeholders, kami yakin pengelolaan WK Raja/Pendopo akan berdampak positif dalam mendukung ketahanan energi nasional,” kata Meidawati disela alih kelola di Air Itam Productions Facilities di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), Sumatera Selatan, Jumat (5/7).

Luas WK Raja/Pendopo saat ini 531,28 km2, memiliki total 30 sumur, 12 sumur produksi, 3 sumur injeksi,15 sumur non produksi.

Ngatijan, Kepala Divisi Operasi Produksi SKK Migas, optimistis PHE Raja Tempirai akan mengelola WK Raja/Pendopo dengan lebih progresif. PHE diharapkan bisa memastikan implementasi kegiatan eksplorasi sehingga peningkatan cadangan bisa diwujudkan.

“Kami percaya ke depan, PHE Raja Tempirai sudah menyiapkan strategi untuk mengoptimalkan produksi maupun melakukan eksplorasi cadangan migas sesuai Komitmen Kerja Pasti (KKP). Selama dua tahun pertama PHE akan melakukan studi GGRP dan di tahun selanjutnya akan dilakukan pengeboran eksplorasi dan pengeboran eksploitasi,“ ujarnya.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan Production Sharing Contract (PSC) WK Raja / Pendopo berakhir pada 5 Juli 2019 jam 24.00 WIB dan pengelolaan selanjutnya akan menggunakan PSC dengan skema bagi hasil gross split oleh operator PHE Raja Tempirai.(RI)