PULAU SERIBU – PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), membantu pembersihan pantai yang dilakukan oleh Sudin Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu bersama masyarakat Pulau Pari, dengan berkoordinasi dengan KSOP Kepulauan Seribu. Langkah ini merespons ceceran minyak mentah yang muncul di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

Ifki Sukarya, Vice President Relations PHE, mengatakan PHE belum mengetahui asal ceceran minyak tersebut. Namun demikian, PHE tetap mengerahkan tim dari PHE OSES dan PHE ONWJ untuk melakukan pengecekan di lapangan.

“10 orang tim PHE OSES bersama 22 orang dari Suku Dinas Lingkungan Hidup beserta 10 petugas PPSU sudah berada di lapangan untuk mensupport pembersihan di Pulau Pari dengan berkoordinasi dengan KSOP Kepulauan Seribu,” kata Ifki, Rabu (12/8).

Ifki mengatakan, selain melakukan pengecekan secara langsung dan untuk memenuhi permintaan Sudin LH Kabupaten Kepulauan Seribu, tim lapangan telah mengambil sampel ceceran untuk kemudian dilakukan finger print test untuk mengecek asal ceceran minyak.

Kegiatan pembersihan terbagi dalam tiga wilayah baik bagian tengah, barat dan timur serta diperkirakan selesai sekitar 3 hari dengan melakukan penyisiran Pulau Pari dan Pulau Lancang.

Peran serta PHE OSES dalam pengecekan dan pembersihan pantai dari ceceran minyak sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

“Yang utama, kami bantu melakukan pembersihan terlebih dahulu agar pantai kembali bersih,” ujar Ifki.

Ifki menambahkan, mengenai dugaan masyarakat bahwa ceceran berasal dari Sumur YYA-1 yang tahun lalu pernah bocor, dipastikan bahwa sampai saat ini sumur YYA-1 dalam kondisi aman.
Perairan Karawang yang sempat tercemar limbah minyak, juga sudah pulih sejak September 2019.

PHE dalam operasinya senantiasa patuh pada aspek HSSE dan lindung lingkungan. Sehingga dampak yang terjadi di lingkungan wilayah operasi selalu menjadi perhatian. PHE akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dan membantu masyarakat melakukan pembersihan lokasi.

“Sumur YYA -1 sudah ditutup sejak September 2019, dan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menutup Status Darurat Penanggulangan Tumpahan Minyak Anjungan YYA -1 PHE ONWJ Juli 2020, sehingga kami pastikan sudah aman,” tandas Ifki.(RA)