Salah satu warung yang telah mendapat pasokan gas kota di Pasuruan, Jawa Timur. (Foto/Dunia-Energi/Rio Indrawan)

PASURUAN – Sebanyak 6.134 sambungan gas rumah tangga (SR) di Kota Pasuruan, Jawa Timur mulai mendapat aliran gas dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah menugaskan PGN untuk membangun jaringan gas (jargas) di berbagai kota, salah satunya di Pasuruan.

Pada 2018, pemerintah dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) telah membangun jaringan gas sebanyak 89.906 SR.

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengatakan produksi gas bumi nasional besar, sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal untuk penggunaan dalam negeri. Serta menciptakan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.

“Masyarakat akan merasakan manfaat besar penggunaan gas bumi karena lebih efisien, mudah, murah, praktis dan mengalir 24 jam penuh tanpa takut kehabisan. Serta tidak perlu repot angkat tabung,” kata Jonan disela peresmian jargas di Pasuruan, Selasa (8/1).

Pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga di Provinsi Jawa Timur berkembang dengan pesat. Selain didukung ketersediaan sumber gas di sekitar Jawa Timur, dukungan pemerintah daerah juga sangat besar.

Jargas Pasuruan merupakan satu paket pembangunan dengan jargas Probolinggo. Total biaya pembangunan mencapai Rp96,3 miliar, sebesar Rp50,3 miliar diantaranya untuk Pasuruan. Durasi pekerjaan selama 240 hari.

Jargas di Pasuruan tersebar di lima kecamatan dan delapan kelurahan. Sumber gas untuk jargas Pasuruan berasal dari Husky CNOOC Madura Ltd dengan kapasitas gas sebesar 0,2 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Penggunaan jargas dapat mengurangi biaya rumah tangga sekitar Rp 90 ribu per bulan per keluarga. Jargas juga lebih praktis, bersih, murah, mengalir 24 jam, dan aman dibandingkan tabung LPG 3 kg.

Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengungkapkan penambahan infrastruktur distribusi gas merupakan upaya bersama menciptakan ketahanan energi nasional. Tidak hanya itu, pembangunan jargas juga menunjukan keseriusan pemerintah dalam hal pembangunan ekonomi nasional.

“Penggunaan gas untuk rumah tangga akan lebih efisien, sehingga secara jangka panjang akan menguatkan daya beli masyarakat,” tandas Gigih.(RI)