JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk meminta anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, khususnya di dalam negeri. Pada 2019, Saka Energi menargetkan produksi minyak sebesar 50 ribu barrel oil equivalen per day (BOEPD).

Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengatakan selaku anggota holding BUMN migas dan sebagai subholding gas, PGN mendukung semua upaya yang dilakukan pemerintah, terutama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meningkatkan investasi dan produksi hulu migas.

“Untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, PGN meminta manajemen Saka Energi fokus meningkatkan produksi, baik minyak maupun gas bumi,” kata Gigih, Senin (17/12).

Gigih mengatakan Saka Energi tengah mengincar pengeboran di 14 sumur pada 2019. Pengeboran meliputi wilayah operasi di Blok Wokam II Papua dan Blok Pangkah, Jawa Timur.

Saka Energi juga telah mengantongi 11 hak pengelolaan blok migas, dengan lima blok yang masih belum berproduksi. “Sumber-sumber eksisting itu perlu optimalisasi,” tukas Gigih dalam keterangan tertulisnya.

Saka Energi sudah menetapkan rencana pengembangan lapangan Sidayu, Pangkah, Jawa Timur. Hal itu, menurutnya, merupakan upaya Saka Energi untuk mengoptimalkan lapangan eksisting.

Untuk proses pengembangan fase pertama, Saka Energi telah menggelontorkan investasi Rp2,4 triliun. Saka Energi mengestimasi, Lapangan Sidayu akan menggenjot produksi di Pangkah PSC mencapai 12.500 BOPD.

“Hal itu seturut dengan strategi yang telah ditetapkan,” kata Gigih.

Disisi lain, manajemen Saka Energi memroyeksikan penurunan produksi migas pada 2019.

Tumbur Parlindungan, Direktur Utama Saka Energi, mengatakan penurunan produksi diperkirakan terjadi lantaran ada dua blok migas yang lepas dari Saka, yakni Blok Sanga Sanga dan Blok Southeast Sumatra.(SES).

“Tahun depan sekitar 50 ribu barel ekuivalen per hari, turun dari tahun ini sekitar 52 ribu,” tandas Tumbur.(RI)