PALEMBANG – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), anak usaha PT Pertamina (Persero), mengembangkan lini bisnis baru penyaluran gas CNG (gas alam terkompresi) dan LNG (gas alam cair) untuk menggarap potensi pasar di kota-kota besar yang sudah memiliki banyak hotel dan restoran, serta usaha mikro kecil dan menengah.

Danny Praditya, Direktur Komersial Perusahaan Gas Negara (PGN), mengatakan lini bisnis itu sangat menjanjikan karena diperkirakan pada tahun-tahun mendatang penggunaan gas di industri akan semakin meningkat.

“Ini juga salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan LPG, seperti diketahui untuk negara kita masih mengimpor LPG,” katanya.

Menurut Danny, sebagai BUMN yang bergerak dalam penjualan gas, beberapa produk sudah dikeluarkan diantaranya produk sinergi dengan BUMN lain untuk menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita untuk pelanggan rumah tangga, Gas Link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi.

Pada 2018, PGN mencatatkan kinerja konsolidasi yang positif dengan pendapatan mencapai US$3,87 miliar, dengan EBITDA sebesar US$1,2 miliar. Sedangkan total aset yang dikelola PGN mencapai US$7,94 miliar.

Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 39.213 BOEPD. Sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 962 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.101 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya 210 BBTUD.

Menurut Danny, kinerja positif tersebut harus dijaga, salah satunya dengan berinovasi dalam produk.
PGN saat ini memiliki produk PGN 360 yakni produk layanan internet berbayar menggunakan jaringan fiber optic.

“Kami memiliki infrastrukturnya ini yang menjadi keungulan. Pipa gas kami menyambung dari Sumatera Selatan hingga Singapura, dan ada juga jaringan untuk menyambung ke Jawa sehingga bisa dipasang kabel fiber optic di sampingnya,” katanya seperti dikutip antaranews.com.

Meski sudah ada BUMN lain yang juga konsentrasi pada bisnis internet berbayar, bagi PGN hal itu tidak menjadi masalah karena apa yang dilakukan adalah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang ada di masyarakat.

“Saat ini produk internet itu sudah di Batam, nanti dilanjutkan ke Palembang dan Surabaya. Khusus di Palembang akan dilakukan pada kuartal III 2019,” ujarnya. (RA)