JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk, subholding gas dibawah PT Pertamina (Persero) menjajaki kemungkinan ekspansi bisnis gas ke Filipina. Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengatakan tidak hanya ekspansi bisnis infrastruktur gas, PGN juga akan memasok gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) ke Filipina.

“Saat ini PGN sedang menjajaki pengembangan bisnis untuk infrastruktur LNG receiving terminal dan potensi suplai LNG, baik di dalam negeri maupun di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Philipina,” kata Gigih di Jakarta, Rabu (14/8).

PGN, lanjut Gigih telah mengirimkan Letter of Intent (LOI). Saat ini sedang tahap diskusi untuk dapat difinalisasi. Jika tidak ada halangan dan dapat diimplementasikan, PGN akan menggandeng partner lokal dari negara tujuan ekspansi. Strategi kerja sama dengan partner lokal dinilai penting untuk berbagi risiko usaha.

“Dalam inisiasi bisnis ini, akan dilakukan joint partnership dengan pemain LNG lokal di Filipina maupun pemain LNG global untuk sharing investasi dan risiko dalam pengembangan bisnis,” ungkap Gigih.

PGN sebenarnya memiliki pekerjaan rumah besar untuk bisa menyelesaikan jaringan gas rumah tangga agar mencapai empat juta sambungan dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2020, sebanyak 293 ribu sambungan sudah ditugaskan pemerintah. Selain itu, PGN juga berencana membangun 500 ribu jaringan gas rumah tangga menggunakan pendanaan internal, tanpa melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Gigih menjamin rencana ekspansi bisnis ke luar negeri tidak akan menganggu rencana pengembangan bisnis domestik PGN. Pasar gas utamanya LNG di Asia Tenggara dan global sedang berkembang cukup baik. Ini merupakan peluang bagi PGN yang diproyeksi akan menguasai seluruh bisnis gas holding migas, termasuk bisnis LNG yang dulu dikuasai Pertamina.

“Tidak sama sekali (menganggu pembangunan jargas). Peluang untuk bisnis gas di luar Indonesia juga sedang berkembang. Ini potensi bagi PGN Group untuk menangkap bisnis tersebut,” kata Gigih.

Donato D Marcos, Undersecretary Departemen Energi Republik Filipina, sebelumnya melakukan kunjungan ke kantor Ditjen Migas. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan berbagi pengalaman mengenai kebijakan dan pengelolaan industri LNG di Indonesia.

“Filipina dan Indonesia satu keluarga ASEAN. Kami dengan senang hati menerima rekan-rekan dari Departemen Energi Filipina untuk mendiskusi industri LNG di Indonesia,” kata  Djoko Siswanto, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM.

Donato menyatakan saat ini Filipina sedang membangun industri gas hilir di dalam negeri. Filipina mendapatkan bantuan teknis dalam Program Gas Policy Development Project (GPDP) di bawah dukungan US Department of State. “Kami telah berada di Indonesia selama 4 hari dan telah belajar banyak tentang LNG di Indonesia,” kata Donato.(RI)