ACEH – PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN selaku Subholding Gas Pertamina menjalin kesepakatan kerja sama dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) khususnya terkait hilirisasi pengembangan gas bumi yang ramah lingkungan yaitu blue ammonia.

Keduanya telah menandatangani Nota Kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan Direktur Utama PIM Budi Santoso Syarif.

Heru Setiawan, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mengatakan bahwa PGN siap berkolaborasi dengan PIM untuk melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1) yang ramah lingkungan terutama terkait bisnis Blue Ammonia.

Blue ammonia merupakan ammonia yang diproses melalui tahapan Carbon Capture Storage (CCS) pada saat produksi H2, sehingga lebih ramah lingkungan, mudah ditransportasikan dan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar powerplant atau sektor transportasi. Hal ini sejalan dengan target Indonesia untuk penurunan emisi karbon sampai dengan 29% dan menuju net zero emission sebelum tahun 2060.

“Pertamina Group bersama PIM, BUMN, dan mitra bisnis lainya berupaya menyusun business plan yang terintegrasi mencakup seluruh potensi bisnis yang ada agar bisa merealisasikan kerjasama melalui pemanfaatan energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah, sejalan dengan salah satu isu prioritas dari 3 isu utama KTT G20, termasuk peran gas bumi dalam transisi energi,” kata Heru (2/3).

Busi Santoso Syarif, Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda, menjelaskan salah satu rencana PIM ke depan adalah mengembangkan Blue Ammonia di lahan IMIA, di mana akan menggandeng PGN sebagai penyedia gas bumi dan infrastruktur gas untuk Pabrik Ammonia baru.

“PIM akan menyediakan lahan dan utilitas untuk operasional pabrik, serta mengoperasikan pabrik Blue Ammonia karena pengalaman panjang PIM dalam pengoperasian pabrik pupuk,” ungkap Budi.

Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di pabrik ammonia akan di-capture dan di-treatment lebih lanjut dalam bentuk CCS (Carbon Capture Storage) atau CCUS (Carbon Capture Utilization Unit), sehingga Ammonia yang diproduksi menjadi Blue Ammonia.

“CO2 yang dihasilkan akan diinjeksikan ke sumur oil and gas untuk menambah tonase oil recovery. Dengan menyimpan CO2 di bawah tanah, dapat menjadi enabler untuk peningkatan produksi migas. Hal ini berpotensi meningkatkan profit PGN maupun PIM,” ujar Budi. (RI)