JAKARTA – Proses optimalisasi aset anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk di sektor hulu, PT Saka Energi Indonesia masih berlangsung. Salah satu strategi PGN dalam optimalisasi tersebut adalah dengan mencarikan mitra usaha bagi Saka dalam mengelola blok migas.

“Saka ke depan perlu menambah portofolio aset dan untuk itu memerlukan modal investasi. PGN terbuka untuk mencari strategic partner untuk kerja sama dengan Saka,” kata Gigih kepada Dunia Energi, Senin (4/11).

Menurut Gigih, dengan adanya tantangan industri migas saat ini, sangat wajar bagi Saka untuk berbagi risiko dengan partner atau mitra usaha. Nantinya bentuk kerja sama bisa dilakukan dengan beberapa model. Misalnya, mitra nanti hanya akan memberikan suntikan modal di beberapa blok migas yang dikelola Saka.

“Strategic partner bisa masuk ke Saka dengan injeksi aset-aset blok hulu yang bisa diintegrasikan dengan aset eksisting Saka atau injeksi dana untuk investasi Saka ke depan,” ungkap Gigih.

Gigih mengatakan hal ini sangat penting, lantaran kontribusi Saka bagi induk usaha juga masih rendah karena portofolio aset Saka masih belum optimal.

Saka sedang dalam proses untuk meningkatkan produksi dan cadangannya. Salah satu upayanya adalah perpanjangan Blok Pangkah yang sudah diperoleh dari pemerintah beberapa waktu lalu.

Setelah proses dan upaya peningkatan optimalisasi aset baru nanti manajemen PGN akan menentukan sikap dab posisi terhadap Saka.

“PGN akan menetapkan kepemilikannya di Saka setelah program optimalisasi aset Saka dilakukan,” katanya.

Gigih menambahkan bahwa saat ini penjajakan dengan calon mitra sudah dilakukan. Sayangnya ia enggan sebutkan siapa saja calon mitra tersebut. Namun ia memastikan penentuan mitra akan rampung pada tahun depan. “Sudah dilakukan (penjajakan mitra). Tahun depan (target kesepakatan),” kata Gigih.

Nofriadi, Direktur Utama Saka Energi, sebelumnya mengatakan untuk ekspansi dalam negeri, Saka sudah menyatakan minat secara resmi untuk ikut lelang penawaran blok migas tahap III yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Ada empat blok migas yang ditawarkan pada lelang tahap III yakni Blok East Gebang yang terletak di lepas pantai Sumatera Utara, Blok West Tanjung I di Kalimatan Tengah, Blok Belayan I di Kalimantan Timur, dan Blok Cendrawasih III di lepas pantai Papua.

Untuk ekspansi luar negeri, Saka masih memilah beberapa wilayah potensial di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Nofriadi, strategi ekspansi Saka ke depan fokus untuk memprioritaskan wilayah yang dekat dengan infrastruktur milik PGN. “Termasuk jika ada potensi menjanjikan di wilayah timur Indonesia. Yang mana saja yang penting dekat infrastruktur gas. Timur pun ada jargas PGN. Jadi waktu bikin strategi harus lapor ke PGN. Kadang-kadang sinkronisasi jadi kalau PGN masuk ke hilir kami masuk ke hulu,” ungkapnya.

Selain itu, dalam mengakuisisi aset nantinya Saka akan lebih selektif. Melihat berbagai peluang tapi difokuskan ke aset yang sudah siap berproduksi atau bahkan sudah berproduksi.

“Strategi diubah, akuisisi untuk near production (siap produksi) atau sudah produksi supaya menikmati hasilnya. Karena kalau eksplorasi harus tunggu waktu,” kata Nofriadi.

Strategi ekspansi ini penting,  pasalnya manajemen Saka menargetkan produksi bisa berada di level sekitar 50 ribuan barel ekuivalen per hari (boepd) untuk lima tahun dari sekarang.(RI)