JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Subholding Gas dibawah PT Pertamina (Persero) optimistis bisa melebarkan sayap bisnisnya di pasar gas internasional pada tahun-tahun mendatang. Syahrial Mukhtar, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mengatakan jika melihat prospek demand gas bumi yang masih menjanjikan ke depan, dimana sesuai studi diperkirakan akan ada peningkatan permintaan sampai sekitar 550 juta ton per tahun pada 2030, PGN akan berupaya untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG, termasuk LNG Retail.

“PGN memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola bisnis gas nasional untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. LNG akan berperan semakin besar untuk menjaga kehandalan pasokan gas untuk konsumen,” kata Syahrial, Senin (3/5).

PGN akan membangun infrastruktur dan aset-aset yang dibutuhkan untuk mengelola LNG retail. Untuk pasar domestik, bisnis LNG akan memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG untuk pembangkit listrik PLN dan wilayah-wilayah yang belum terjangkau pipa gas khususnya di wilayah timur Indonesia.

“Selain potensi bisnis LNG, PGN akan berperan aktif mendukung program RDMP Kilang salah satunya dengan membangun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap yang diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai dengan 111 MMSCFD,” kata Syahrial.

Untuk pasar luar negeri Menurut Syahrial perusahaan juga tengah melakukan pendekatan dengan pemain LNG di negara-negara target yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand.

Dia menuturkan ada skenario pasca pandemi yang dilakukan dengan ada pertumbuhan Global LNG sekitar 4,2% berdasarkan data Bloomberg. Negara-negara seperti China dan India adalah dua negara yang sangat concern terhadap energi yang lebih ramah lingkungan. Dua negara itu jadi salah satu calon konsumen gas pontesial yang akan coba dijajaki kerjasamanya. “Hal itu akan meningkatkan demand energi di masa yang akan datang,” kata Syahrial.(RI)