SIDOARJO – Kebutuhan gas di wilayah Jawa Bagian Timur yang besar hingga kini belum  diimbangi dengan ketersediaan pasokan yang cukup.

Krisdyan Widagdo Adhi, Petugas Harian Division Head Corporate Communication PGN, mengatakan saat ini permintaan gas rata-rata mencapai 170 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

“Demand gas Jawa Timur 160-170 mmscfd, kami baru bisa pasok 141 mmscfd. Dan ini (permintaan) masih bisa naik, apalagi kami sudah sinergi dengan Pertagas (PT Pertamina Gas),” kata Krisdyan di Sidoarjo, Jumat (18/10).

Kebutuhan gas di Jawa Timur didominasi oleh para pelanggan industri sebanyak 556 pelanggan,  komersil 162 pelanggan serta  rumah tangga 65.032 pelanggan.

Sekarang ini pasokan gas di Jawa Timur berasal dari lima produsen, diantaranya PT Kangean Energi Indonesia Terang Sirasun Batur, Ophir Indonesia, Husky CNOOC Madura Limited, PT Lapindo Brantas, dan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan itu, PGN mempersiapkan beberapa infrastruktur. Lantaran belum adanya sumber gas lain, PGN telah siapkan fasilitas berupa Terminal LNG dan fasilitas regasifikasi di teluk Lamong. Dengan adanya fasilitas baru itu maka gas berupa Liquefied Natural Gas (LNG) dari sumber lain.

Kemudian dalam roadmap pengembangan infrastruktur gas PGN masih merampungkan sejumlah proyek pipa gas di Jawa Timur. PGN kini masih mengerjakan konstruksi pipa distribusi yang membentang dari Gresik, Lamongan, hingga Tuban sepanjang 11,4 kilometer. Pembangunan pipa distribusi gas ini masih dilakukan untuk sisa ruas pipa sepanjang 1,4 kilometer saja.

PGN juga masih akan menambah jaringan gas (jargas) rumah tangga di wilayah ini. “Kalau yang jargas yang masih progres di Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto, serta di Lamongan,” ujar Krisdyanto.(RI)