SORONG – RH Petrogas Ltd. melalui anak perusahaannya Petrogas (Basin) Ltd. resmi kembali mengelola Wilayah Kerja (WK) Kepala Burung , Kabupaten Sorong, Papua Barat, mulai Kamis, 15 Oktober 2020. WK Kepala Burung kali ini dikelola dengan menggunakan skema gross split.  Penandatanganan kontrak lanjutan WK Kepala Burung antara pemerintah dengan RH Petrogas Ltd. pada 11 Juli 2018 yang berlaku efektif mulai 15 Oktober 2020 hingga 14 Oktober 2040.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), berharap Petrogas bisa melanjutkan performa seperti kontrak sebelumnya untuk meningkatkan produksi dan membuat langkah-langkah efisiensi pada wilayah kerja yang sudah berumur tersebut, serta ramah lingkungan.

“Sampai dengan akhir kontrak, Petrogas (Basin) Ltd. menjawab tantangan yang diberikan negara dengan baik.Selanjutnya SKK Migas berharap agar kinerja yang baik tetap dipertahankan pada periode kontrak berikutnya berdasarkan kontrak gross split dengan efisien, efektif dan massif. Petrogas (Basin) Ltd. juga harus melakukan kegiatan Eksplorasi untuk mengembangkan potensi jangka panjang,” kata Julius, Kamis (15/10).

Blok Kepala Burung memiliki dua fasilitas produksi. Pertama adalah Kasim Production Facility untuk fasilitas produksi minyak mentah dari Lapangan Walio, Wakamuk, Cendrawasih, Kasim, dan Jaya. Hasil produksi sepenuhnya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dengan dikirimkan ke kilang pengolahan Pertamina RU-VII yang berada di Kabupaten Sorong. Kedua adalah Arar Gas dan LPG Plant, yang merupakan fasilitas produksi gas dari Lapangan Arar dan Klalin. Produk gas ini digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk keperluan domestik, dalam hal ini pembangkit listrik di Kabupaten Sorong. Dengan total luas area sekitar 850 km2, Blok Kepala Burung menghasilkan sekitar 5 ribu barel minyak per hari (bph) dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

Syafri Syafar, President Petrogas Companies in Indonesia, mengatakan perpanjangan kontrak WK Kepala Burung ini menunjukkan kepastian arah investasi RH Petrogas Ltd. melalui anak perusahaannya Petrogas (Basin) Ltd. untuk manjadikan Indonesia menjadi “core business” ke depannya, setelah sebelumnya menerima penunjukan sebagai operator alih kelola WK Salawati di bulan April 2020 lalu melalui anak usahanya Petrogas (Island) Ltd.

Syafri mengatakan lokasi geografis dari kedua Wilayah Kerja, Kepala Burung dan Salawati yang berdekatan satu sama lain akan dapat memberikan sinergi yang menguntungkan untuk kemajuan dan kemudahan operasi keduanya.

“Kepercayaan Pemerintah Republik Indonesia kepada Petrogas (Basin) Ltd. untuk kembali mengelola Wilayah Kerja ini akan dilaksanakan dengan prinsip etika bisnis yang baik dan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi minyak dan gas bumi yang 100% diperuntukan bagi kebutuhan energi dalam negeri, khususnya Papua Barat,” kata Syafri.(RI)